Akses internet yang amat mudah didapatkan di era digital ini tak hanya memberi dampak ke kalangan orang dewasa saja, tapi juga ke pertumbuhan anak dengan bermunculnya macam-macam portal dan aplikasi. Sudahlah bukan hal yang mengagetkan jika anak-anak usia belia sudah ada yang kecanduan gadget.
Generasi kali ini merupakan generasi yang terus dihadapi dengan beragam jenis iklan dan pemasaran yang kian bermunculan di dunia digital.
Meskipun ada sisi baiknya, tapi hal ini juga bisa mengkhawatirkan bagi orangtua, terutama terhadap isi konten di berbagai portal. Â
Menurut laporan dari UNICEF yang berjudul The State of The World's Children 2017, Children in a Digital World, teknologi digital dianggap telah mengubah dunia dan mengakibatkan semakin banyaknya anak-anak yang berada di lingkungan daring (online). Berikut adalah beberapa fakta penting yang dimuat dalam laporan tersebut:
1. Pengguna internet
Kelompok usia yang paling sering terhubung dengan internet berada di 15-24 tahun. Dari semua yang menggunakan internet, diperkirakan 1 dari 3 dari antara mereka adalah anak-anak & remaja di bawah usia 18 tahun.Â
2. Internet masih belum menjangkau seluruh umatÂ
Di luar itu, 29% atau sama dengan 346 juta orang dari kaum muda di seluruh dunia tidak terhubung dengan internet yang diakibatkan oleh beberapa alasan seperti kurangnya jangkauan internet di daerahnya, kurangnya sarana perangkat (laptop, HP, dll), tingkat buta huruf.Â
60% dari jumlah orang yang belum online berasal dari benua Afrika, sementara kawasan Eropa menempati peringkat terakhir dengan proporsi orang yang belum terkoneksi dengan internet dengan angka 4% dari total populasinya saja.
3. Pendapat anak-anak muda mengenai penggunaan internet
Untuk mengumpulkan data ini, UNICEF melakukan survei ke 63.000 remaja pada usia 13-24 tahun dari 24 negara dan menanyakan 3 pertanyaan yang menjelaskan tanggapan mereka mengenai dunia digital.
"Bagaimana kamu belajar menggunakan internet?"
Hasil:Â 42% lebih suka belajar sendiri. Sementara 39% belajar dari teman atau saudara (jawaban ini ditemukan paling banyak di negara-negara berkembang).
"Apa yang disukai dari internet?"
Hasil: 40% mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan sekolah atau kesehatan. Ada juga 40% dari anak-anak dari Indonesia, Burundi, dan Brasil yang suka mempelajari hal-hal yang tidak bisa dipelajari di sekolah. Sementara terdapat proporsi kecil sebesar 9% dari kawasan yang lebih dewasa yang membaca tentang politik dan/ atau dapat memperbaiki komunitas.
"Apa yang kamu tidak sukai dari internet?"
Hasil: 23% menjawab kekerasan (perempuan 27%, laki-laki 20%). 33% menjawab konten pornografi yang tidak diinginkan (33% perempuan, 32% laki-laki, kamu muda di negara berpenghasilan tinggi 16%, kaum muda di negara berpenghasilan rendah 42%).