Mohon tunggu...
Mutia Rachma
Mutia Rachma Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Wanderer, cooking and sport enthusiast. https://www.tumblr.com/blog/duniamute

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Anak Gunung Krakatau [II]

29 Desember 2014   15:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:15 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_386915" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu pemandangan Pulau Sibeusi"][/caption]

AYO KITA NYEBUR…

Dalam waktu satu jam kami tiba di Pulau Sebuku Kecil sekitar jam setengah sepuluh, pulau dengan pasir putih dan air laut yang biru terang. Semua turun untuk berfoto, gw yang udah nunggu-nunggu untuk snorkling, kecewa dan bertanya pada Eko kapan kita snorkling, ini pantai, bukan tempat tepat buat snorkling. Lalu dia menjawab, keindahan Sebuku Kecil cuma untuk foto-foto dan pemanasan. Karena katanya pemanasan, jadilah gw menyeburkan diri, berenang..ahahay. Asik sekali. Zahra yang belum bisa renang akhirnya mulai pemanasan juga, belajar pada pemandu kami yang dengan baik hati mengajarinya berenang, keliatannya Zahra juga terlihat sudah ok dengan snorkel dan fin-nya.

Setengah jam lebih waktu habis untuk foto-foto, gw sih engga, gw pemanasan renang sebelum snorkling. Tapi karena itu gw melewatkan mengabadikan tempat yang indah, meskipun bakal selalu nempel di kepala. Hm selalu begitu sih, entah kenapa kalo pergi ke tempat bagus seringkali melewatkan momen-momen mengabadikan foto, ribet ngga sih bawa-bawa HP atau kamera?! Oke lanjuut. Perahu pun meninggalkan Pulau Sebuku Kecil dan lanjut ke Pulau Sebuku Besar untuk snorkling.

Terakhir gw snorkling adalah bulan Maret 2013 di Bali sembari curi-curi waktu di tengah kerja yang lumayan padet. Di sana, gw masi nemu karang yang warna-warni dan ikan yang lebih beragam. Sebuku Besar ngasi hal yang kurang, karangnya sudah tidak berwarna, meskipun ikan-ikannya lumayan banyak dan nemu yang warna-warni. Snorkling sekitar sejam lalu kita lanjut menuju Pulau Sibeusi untuk menginap.

[caption id="attachment_386916" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu perahu tak bertuan di Pulau Sibeusi"]

1419815800856706207
1419815800856706207
[/caption]

PULAU SIBEUSI…

Pulau Sibeusi adalah pulau terbesar berpenghuni di selatan Lampung. Dari Dermaga kami hanya menemukan sebuah pondokan yang menjual beberapa makanan sederhana dan tidak menemukan bangunan lain. Barulah Eko memandu kami melewati pinggir pantai menuju deretan bangunan sederhana tempat kami menginap. Menurut sebut saja Pak Sali warga lokal, penduduk di Pulau Sibeusi ada sekitar 900 KK atau sekitar 3000 orang yang mendiami bagian tengah pulau. Pak Sali sendiri datang ke Pulau Sibeusi tahun 1979 yang pada saat itu sudah ada lebih dari 300 orang penduduk. Masih menurut Pak Sali, pulau Sibeusi sudah lengkap, ada bangunan sekolah hingga SMA serta lapangan olahraga besar yang dibanggakan.

Kami lalu diminta memilih ruang untuk tidur. Jadi ada empat kamar besar berisi 12 tempat tidur untuk dipilih dan hanya ada satu kamar mandi. Yang bikin ngga nyaman, kamar yang kebetulan gw pilih harus gabung sama lelaki, artinya gw akan terus memakai kerudung bahkan saat tidur sekalipun, tapi yaudahlah ya. Tempat kita menginap tepat berada di pinggir pantai. Pantai pasir putih dengan warna air biru muda serta ombak kecil bergulung-gulung manis. Ada warung sederhana, saung dan kursi-kursi yang menghadap pantai.

Setelah mandi dan solat. Gw makan siang di pinggir pantai sambil ditemani es kelapa dengan rasa super. Lalu tidur. Menjelang sore, kita akan snorkling lagi. Wohoo…

[caption id="attachment_386917" align="aligncenter" width="300" caption="pantai pasir putih di Pulau Sibeusi"]

141981597411693299
141981597411693299
[/caption]

SNORKLING LAGI DI HARI YANG SAMA…

Snorkling adalah salah satu alasan utama gw ikut trip ini. Maka, saat jam setengah 4 kapal meninggalkan Dermaga menuju Pulau Umang-Umang untuk snorkling, dengan antusias gw memakai baju snorkling pagi yang masih lembab. Karang dan ikan di Pulau Umang lebih baik dari yang ada di Sebuku Besar. Ikannya lebih banyak dan seru. Makanya pas snorkling gw agak kepisah dari perahu karena ngikutin ikan-ikan berenang ke karang yang bagus. Selesai snorkling yang cuma sekitar 30 menit, kita mampir ke sebuah pulau kecil (gw lupa namanya) dengan pemandangan keren yang bisa dikelilingi dalam waktu lima menit. Berkeliling, sambil foto di setiap sudut pulau. Ada bagian pulau dengan batu-batu besar, pasir putih dan air biru muda jernih yang mengingatkan gw sama Belitung. Indah! Menjelang matahari terbenam, kami kembali ke Pulau Sibeusi. Mandi, sholat dan makan malam menghadap pantai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun