Mohon tunggu...
Mutiara Ayu Miftahul Hayati
Mutiara Ayu Miftahul Hayati Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Dari pena akan kulahirkan dunia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memeluk Tuhan

30 Agustus 2014   03:40 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:08 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam meringkuk

Penjaga malam termenung duduk

Di atas sajadah, Tuhan kupeluk

Rinai hujan sejenak menatap heran

Melihat mataku yang deras melebihinya

Meraung di bawah lutut Tuhan

Mengais belai yang sering diabai



Tetaplah di sisiku, Tuhan

Aku raga tanpa nyawa

Jika Kau selangkah saja menjauh dariku

Kuharap Tuhan sudi membalas pelukku

Yang penuh nista dari kepala hingga ujung kuku

***

Keyongan Kidul, 20 Desember 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun