Hei, Rembulan
Apa yang akan kau lakukan,
jika seandainya bintang tak pernah mau mengalah untukmu
Lantas mereka akan mengeroyokmu saban tengah  bulan
Sebab kau adalah maling di mata mereka
Menyerobot semua tatap pesona manusia
Bayangkan, apakah kau akan tetap berani muncul saban bulan?
Sedang punggungmu yang sudah peyok itu akan semakin peyok oleh pukulan bintang
Sungguh, pernahkah kau terbesit bayang berupa buruk itu?
Lantas, kau mau bagaimana jika demikian?
*
Sejenak kau harus tetap mengerti, Rembulan
Bintang teramat murah membagi waktunya
Bahkan sekalipun kini sorot terang itu maling nyata bagi mereka,
yang kian menyusutkan kilau di tubuhnya
Tapi mereka tetap membungkuk penuh hati
Bilang, silakan gunakan waktumu untuk berbagi
Tersenyum penuh selagi kau melangkahi
Ia sungguh teramat murah berbagi hati
*
Hei, Rembulan
Aku hanya ingin berbagi arti
Kuharap setelah ini relung jiwamu tergerak diri
Untuk melangkah dan memeluk bintang
Tanpa secuil mencuri kilaunya
***
Tanjung (Permai), 3 Oktober 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H