Kebijakan dan upaya pencegahan skala sebaran Covid-19 yang pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo, 2 Maret 2020, telah berimbas pada perubahan cara dan ritme beragam aktivitas, salah satunya Pendidikan. Dunia saat ini telah memasuki era industry 4.0 yang mana mengharuskan adanya transformasi digital melalui perkembangan teknologi informasi. Pada sektor Pendidikan, Transformasi dan akselerasi Pendidikan menjadi tantangan yang juga harus dihadapi oleh pemerintah dan institusi pendidikan. Transformasi  ini  dilakukan guna mendukung pembelajaran yang mengharuskan  proses  kegiatan  belajar mengajar tidak  dilakukan  disekolah  untuk  sementara  waktu guna memutus  rantai  penyebaran  virus  tersebut sehingga pemerintah mengambil kebijakan pembelajaran   dilakukan   melalui   pembelajaran jarak  jauh  dengan media  daring  (dalam  jaringan)
Pada bidang pendidikan dasar, menengah dan tinggi baik yang negeri maupun swasta, terdampak Covid-19, bahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan belajar dari rumah (learn from home) untuk seluruh level pendidikan. Kebijakan tersebut, sebagai solusi pencegahan penyebaran, walau pun konsekuensinya terjadi perubahan media dan cara pembelajaran. Kondisi tersebut menuntut kemampuan penyesuaian dari tenga pendidik, tenaga non kependidikan, peserta didik, media dan teknologi pendukungnya.
Menurut Giroux dalam Hidayat R (2011:180) menengarai banyak institusi Pendidikan yang berubah orientasinya menjadi penyedia birokrat elot masyarakat dan pendukung kapitalisme modern melalui pasar kerja. Pada kondisi tersebut aktivitas di bidang pendidikan tetap bisa berjalan secara daring melalui pengunaan aplikasi vendor penyedia layanan daring dengan menggunakan media belajar daring. serta menjadi trend dan digunakan oleh peserta didik, guru/dosen serta lembaga pendidikan. Beberapa aplikasi platform video conference yang memungkinkan interaksi guru/dosen dengan peserta didik seperti elearning Edmodo, Google Suite for Education berupa Google Class Room atau Google Meet, Kelas Pintar, Microsoft Office 365 for Education, Quipper School, Ruangguru, Sekolahmu, Skype, UmeetMe, WebEx, Webinar, Zenius, Zoom, menjadi alternatif aplikasi yang digunakan.
Menurut Enterprise (2010) dalam Ramadhayanti, A. (2018) bimbingan belajar secara online dirancang untuk memungkinkan proses pembelajaran jarak jauh melalui internet tanpa harus bertatap muka dengan pengajarnya. Bimbingan belajar online dapat memberikan alternatif pilihan bagi siswa yang memiliki akses jaringan internet untuk memperoleh layanan bantuan belajar yang efektif, efisien, dan interaktif secara optimal.
Zaharah, Kirilova dan Windarti (2020) dalam Taufik, T., & Ayuningtyas, E. A. (2020) menambahkan bahwa kebijakan bekerja dari rumah yang diserukan pemerintah diharapkan meminimalisir sebaran virus dengan tetap menjalankan aktivitas pendidikan melalui beragam aplikasi online.
Mengutip berita dari Antaranews.com, pengguna layanan belajar berbasis aplikasi dalam jaringan (online) melonjak hingga di atas 100% sejak pemerintah meminta kegiatan belajar dan mengajar untuk sementara dilakukan di rumah demi mengurangi penyebaran virus corona baru, COVID-19. Platform Kelas Pintar, mendapat kenaikan yang sangat besar dalam waktu yang singkat, mencapai 500%, jika dibandingkan sebelum pandemic. Kemudian platform Zenius naik 150% pada masa pandemic dengan mayoritas pengguna berasal dari siswa SD dan SMA
Mengutip berita dari  Medcom.id, banyaknya startup pendidikan lokal bermunculan dengan menawarkan berbagai paket pembelajaran gratis seperti Kelas Pintar, Quipper, Ruangguru, Sekolahmu, Zenius hingga Pahamify. Platform tersebut menawarkan berbagai kemudahan dalam belajar online maupun pendampingan sebelum seleksi masuk perguruan tinggi. Startup edtech, Pahamify, menyediakan online learning dengan fitur belajar lewat aplikasi secara gratis menjelang Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2021. Pengguna platform tersebut terus bertambah sejak tahun lalu.
Menurut World Economic Forum (WEF) dalam Kompas.com, melihat bahwa teknologi memainkan peranan penting untuk memfasilitasi aktivitas-aktivitas tersebut. Walhasil, sejumlah aplikasi produktivitas, pembelajaran, hingga hiburan dan media sosial pun menjadi makin popular di masa pandemic.
Berdasarkan dari data yang sudah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa eksistensi bimbingan belajar online ditengah pandemic covid-19 terjadi karena adanya kebijakan dan upaya pencegahan skala persebaran Covid-19. Kebijakan tersebut, sebagai solusi pencegahan penyebaran, walaupun konsekuensinya terjadi perubahan media dan cara pembelajaran. Pada kondisi tersebut aktivitas bimbingan belajar di bidang Pendidikan tatap bisa berjalan secara daring melalui platform vendor penyedia layanan bimbingan belajar online. Bimbingan belajar online dapat memberikan alternatif pilihan bagi siswa yang memiliki akses jaringan internet untuk memperoleh layanan bantuan belajar yang efektif, efisien, dan interaktif secara optimal.
Saran yang dapat penulis berikan untuk Lembaga bimbingan belajar online ialah perlunya cara belajar dengan Blanded Learning, yang mana Lembaga bimbingan online melakukan penggabungan tatap muka dan online. Karena tidak semua mata pelajaran dirasa mudah tanpa adanya penjelasan secara langsung atau tatap muka. Tidak lupa juga untuk tetap menerapkan protocol Kesehatan jika Lembaga bimbingan belajar online menerapkan tatap muka, seperti mewajibkan siswa memakai masker saat di lokasi bimbel, memberi jarak pada kursi duduk siswa, dan menyediakan tempat cuci tangan
Daftar Pustaka