Pandemi Global Corona (COVID 19) yang terjadi didunia merupakan perkara global yang terjadi didunia dan mengakibatkan perubahan besar terjadi dalam kehidupan, salah satunya di Indonesia yang mengakibatkan situasi berubah secara drastis, yang awalnya masyarakat hidup secara normal dan saling berinteraksi secara langsung tetapi kini semua berubah menjadi serba online atau daring termasuk dibidang pendidikan. Situasi pandemic mengubah wajah Pendidikan di Indonesia, kegiatan belajar yang umumnya dilakukan di dalam kelas dengan tatap muka berubah menjadi pembelajaran secara jarak jauh
Corona Disease Virus 19 (COVID-19) membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan sosial distancing. Sejak maret aktivitas pembelajaran daring menjadi sebuah pilihan kementrian Pendidikan dan kebudayaan untuk mencegah penyebaran virus covid-19 semakin meluas. kegiatan belajar yang umumnya dilakukan di dalam kelas dengan tatap muka berubah menjadi pembelajaran secara jarak jauh Pembelajaran daring ini dilakukan di berbagai tafaf Pendidikan, baik tingkat SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Tidak ada lagi kegiatan pembelajaran di ruang kelas sebagaimana lazimnya dilakukan oleh tenaga pendidik guru maupun dosen.
Secara sosiologis, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan perubahan sosial yang tidak direncanakan dalam artian, perubahan sosial yang terjadi secara sporadis dan tidak dikehendaki kehadirannya oleh masyarakat (Soekanto dan Sulistyowati, 2012). Meskipun demikian, masyarakat pada dasarnya memang akan selalu mengalami perubahan, lantaran masyarakat tidak bisa dibayangkan sebagai keadaan yang tetap, melainkan sebagai proses yang senantiasa berubah dengan dinamika dan derajat kecepatan, intensitas, irama, dan tempo yang berbeda sesuai lingkungan dan tuntutan masyarakat. Dampak pandemic covid-19 telah memaksa masyarakat harus beradaptasi terhadap berbagai bentuk perubahan sosial yang diakibatkannya. Berbagai ragam persoalan yang ada telah menghadirkan desakan transformasi sosial di masyarakat, bahkan, bukan tidak mungkin peradaban dan tatanan kemanusian akan mengalami pergeseran ke arah dan bentuk yang jauh berbeda dari kondisi sebelumnya.
Perubahan Sosial dalam Perfektif Fungsionalisme Struktural
Perspektif fungsionalisme structural melihat masyarakat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja sama secara terorganisir, teratur dan bernilai yang dianut sebagian masyarakat tersebut. Masyarakat dilihat sebagai suatu sistem yang stabil dengan suatu kecenderungan menjaga kestabilan dan keseimbangan.
Talcott Parson, Kings Loin Davis, dan Robert K. Merton merupakan tokoh dalam perspektif fungsionalis. Mereka berpendapat bahwa perbuatan atau tindakan dilakukan karena memiliki fungsi. Kalau sesuatu tidak berfungsi, maka hal itu lambat laun akan hilang artinya pola perilaku hilang bila tidak berfungsi
Pendidikan merupakan alat untuk mengembangkan kesadaran diri sendiri dan kesadaran sosial menjadi suatu paduan yang stabil sehingga pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan bersifat fungsional dalam sistim kehidupan manusia (Rasyid, 2015)
Perubahan perilaku untuk menjalankan aktivitas normal, New Normal bertujuan agar persebaran virus dapat ditekan, sekaligus kehidupan masyarakat seperti ekonomi, pendidikan, sosial, dan lain-lain masih tetap berjalan. Pokok pikiran Talcott Parsons dalam perkembangan pada tahun 1950 dalam bukunya “The Social System” yang diterbitkan tahun 1951 tentang konsep AGIL merupakan pengembangan teori fungsionalisme struktural dengan mengemukakan empat prasyarat mutlak yang harus dicukupi oleh setiap masyarakat, kelompok atau organisasi. Bila tidak ada, maka sistem sosial tersebut tidak akan dapat bertahan dan harus berakhir. Berikut adalah empat imperatif fungsional bagi sistem tindakan yang dikenal dengan skema AGIL Talcott Parsons:
- Adaptasi (Adaptation) merupakan sebuah sistem yang harus menanggulangi situasi eksternal yang berbahaya. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya. Adaptation adalah konsep agar masyarakat dapat bertahan maka mereka harus mampu menyesuaikan diri. Dalam hal ini adanya perubahan kegiatan belajar yang biasanya dilakukan di dalam kelas dengan tatap muka atau luar jaringan (luring) berubah menjadi pembelajaran secara jarak jauh yang dikenal sebagai pembelajaran dalam jaringan (daring). Baik dari pihak sekolah, pemangku jabatan, dan peserta didik dituntut untuk menyesuaikan diri dengan melaksanakan pembelajaran dari yang dilaksananakn dengan menggunakan model interaktif berbasis internet. Misalnya dengan menggunakan aplikasi Google Classroom, WhatsApp, Zoom, Telegram, Instagram ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran.
- Pencapaian tujuan (Goal Attainment) sebuah sistem harus menjelaskan dan mencapai tujuan utamanya. Goal adalah sebuah sistem yang harus mampu menentukan suatu tujuan dan tujuan tersebut harus dicapai sesuai dengan yang dirancang. Pembelajaran secara jarak jauh yang dilakukan secara online memiliki tujuan yakni untuk meminimalisir persebaran covid-19 di tengah masyarakat.
- Integrasi (Integration) Sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagianbagian yang menjadi komponennya. Sistem ini juga harus mengelola antar hubungan ketiga fungsi penting lainnya. Integration, pada tahap ini masyarakat dituntut untuk bekerjasama dengan komponen masyarakat lainnya seperti pemerintah, swasta. Unsur integrasi itu penting, satu sama lain saling mempengaruhi jika sudah dibuat aturan oleh pemerintah maka masyarakat harus mentaati, tanpa adanya integrasi maka tujuan untuk menekan virus covid-19 akan gagal
- Latensi atau pemeliharaan pola (Latency) sebuah sistem melengkapi, memelihara, memperbaiki, baik motivasi individu maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi. Latency, pada tahap ini bahwa setiap masyarakat harus mempertahankan nilai dasar serta norma yang telah dianut bersama. Setelah mencapai tujuan dalam mencegah tersebarnya virus corona maka komponen masyarakat saling menjaga nilai dan norma baru yang telah terbentuk. Mempertahankan kedisiplinan ini diharapkan akan menjadi budaya baru di masyarakat.
Perubahan sosial yang terjadi dengan adanya pandemic covid-19 mengakibatkan kebijakan pembelajaran di rumah harus dilakukan dengan virtual atau daring. Seperti yang dijelaskan oleh Talcott Parsons bahwa masyarakat mempunyai struktur dan fungsi. Pandemi Covid-19 mengakibatkan perubahan besar di setiap dimensi kehidupan. Dimana mau tidak mau baik dari pihak sekolah, pemangku jabatan, dan peserta didik harus beradaptasi dan berinovasi dalam menghadapi pandemic covid-19. Hasil penelitian ini melihat bahwa teori fungsionalisme Talcott Parsons memahami bagaimana unsur satu dengan yang lain mempunyai fungsi yang saling terkait satu sama lain menjadi suatu sistem, di mana masyarakat selama pandemi pada saatnya dan dengan sendirinya akan teratasi melalui struktur masyarakat yang berpegang teguh pada sistem tindakan karena masyarakat berada pada masa transisi membuat masyarakat harus memegang keempat Skema menurut teori Talcott Parsons, beradaptasi, mempunyai tujuan hidup, menjalin hubungan yang baik dan memotivasi diri.
Referensi
Adibah, I. Z. (2017). Struktural Fungsional Robert K. Merton: Aplikasinya Dalam Kehidupan Keluarga. INSPIRASI: Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan Islam, 1(2), 171-184.