Mohon tunggu...
Mutiara AlvinaPutri
Mutiara AlvinaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berpikir, Berinovasi, Bergerak

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pendekatan Analisis-Deskriptif Intrepretasi Revolusi Islam Iran

7 Mei 2023   23:05 Diperbarui: 7 Mei 2023   23:15 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendekatan ini menilai sajauh mana faktor sejarah, antroplogis dan institusional hal ini melihat bagaimana fenomenea revolusi islam iran dengan pendetakan budaya politik secara sejarah. Bangsa Iran juga mengacu pada keturunan ras Iran kuno. Dengan demikian, bangsa Iran tidak terbatas pada orang Iran di negara Iran, tetapi mencakup semua orang yang berbicara bahasa Iran dan keturunan bangsa Iran kuno.
Artinya rakyat Iran dan negara Iran berbeda. Karena tidak semua etnis yang tinggal di Iran adalah ras Iran seperti etnis Arab. Trah ini terutama tinggal atau hidup di Timur Tengah, Asia Tengah dan Asia Selatan. Dimulai dengan Dinasti Pahlavi memerintah Iran dari penobatan Reza Shah pada tahun 1925 sampai putra Reza Shah Muhammad Reza Pahlevi digulingkan dalam Revolusi Iran 1979. Jatuhnya dinasti Pahlavi menandai putusnya tradisi monarki kuno Iran. 
Hal ini dimulai ketika Ayatuallah Khoemeni membuat gerakan revolusi dengan bantuan kelompok lain terutama kalangan kiri, ia berhasil melakukan mobilisasi sekitar 10000 massa yang turun kejalan, hal ini ditandai dengan motif politik dan ekonomi, di satu sisi pemerintah Shah Pahlevi yang korup dan ekonomi yang tidak stabil, jika dilihat budaya politik dengan unsur keagamaan ini mencoba menggunakan identitas agama sebagai upaya merebut kembali negara Islam, yang pada saat ini mayoritas di Iran adalah Syiah yang sampe sekarang dijadikan Ideologi Secara Antropologi bisa dilihat bentuk fisik masyarakat yang Iran yang mendambakan ketenangan dan kesejahteraan, sehingga Khoemeni mendapat dukungan yang melimpah dengan melihat keberhasilan gerakan tersebut, jika dilihat budaya politik yang tercipta ini berorientasi kepada kehadiran agama dan golongan yang ingin mempuyai masa depan.

Sumber: Siti Fauziyah, Revolusi Islam IrandanPengaruhnya Bagi Perkembangan Syiah  di Indonesia, Jurnal Agama dan Budaya Vol. 14 No. 1 (Januari-Juni 2016) h. 8

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun