Mohon tunggu...
Mutiara Ria Despita Maharani
Mutiara Ria Despita Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Wah PTPN X Kebun Ajong Gayasan Bermodal 400 Juta Tanam Tembakau, Simak Penjelasannya!

25 Juni 2023   09:05 Diperbarui: 25 Juni 2023   10:33 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi Pembibitan TBN V (Dok. pribadi)

Salah satu matakuliah di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember adalah Manajemen Perusahaan Perkebunan yang ditempuh pada semester 6. Kunjungan lapang yang dilakukan oleh mahasiswa kelas Manajemen Perusahaan Perkebunan ini sebagai bagian dari kuliah lapang yang bertujuan untuk memperdalam wawasan terkait manajemen perkebunan salah satunya pada komoditas tembakau dari hulu hingga hilir.
PTPN X memiliki binis utama yaitu industri gula dan tembakau. Budidaya usahatani tembakau di lakukan di wilayah Kabupaten Jember, meliputi Kebun Ajong Gayasan dan Kebun Kertosari. Wilayah budidaya tembakau di Kebun Ajong Gayasan ada 10 yang tersebar di beberapa daerah Kecamatan Ajung salah satunya yaitu wilayah TBN-V sumuran. Wilayah ini memiliki luas 60 ha dan jenis tembakau yang dibudidayakan adalah tembakau Besuki dengan sistem TBN (Tembakau Bawah Naungan).  Kegiatan kunjungan lapang dipandu oleh seorang Asisten Manajer yang berpengalaman bernama Andika Rizwan. Mahasiswa diajak berkeliling di sekitar kebun untuk mengamati dan melihat langsung kondisi lahan, kegiatan budidaya, lokasi pertanaman, proses pemanenan hingga pengolahan pasca panen di gudang pengering. Bapak Andika mengatakan bahwa, terdapat lima proses tahapan dalam budidaya tembakau yang terdiri dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen.
"Penentu hasil usahatani tembakau yang berkualitas ditinjau dari proses pembibitan," ujarnya (Jumat, 23/6/2023).
Selanjutnya kami diarahkan masuk ke dalam lokasi TBN-V sumuran untuk mengetahui proses pembibitan, pemanenan dan pengeringan daun tembakau. Pembibitan yang dilakukan oleh TBN-V dilakukan di bedengan, satu bedengan berisi 7800-8000 bibit dan dalam 1 ha membutuhkan 4 bedengan. Media tanam bibit memelalui media sosis dengan ketinggian tanah 4-5 cm. Bapak Andika menambahkan, bahwa untuk komposisi media sosis tersebut menggunakan perbandingan 3:1:1 yaitu tanah, kompos dan pasir.
"Perbandingan komposisi 3:1:1 tergantung pada kondisi tanah setiap wilayah," tegasnya. Penyiraman bibit pada bedengan di lakukan 2-3 kali sehari disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. "Proses penyiraman bibit dilakulan 3 kali pada kondisi musim kemarau seperti saat ini, pada kondisi seperti ini penyiraman dilakukan pada pagi, siang dan sore hari. Namun ketika musim penghujan penyiraman dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore sesuai kebutuhan tanaman", ungkapnya. "Penyiraman pada siang hari tidak membuat bibit tembakau layu atau stres, karena penyiraman pada cuaca panas seperti sekarang berfungsi agar tanaman terhidrasi dengan baik,"imbuhnya. Penutup bedengan dilakukan sistem buka tutup agar bibit tembakau bisa beradaptasi saat akan pindah tanam untuk meminimalisir bibit yang kurus atu nyacing. Sebelum bibit siap pindah tanam sebelumnya harus dilakukan 2 kali seleksi yang setiap seleksi memiliki tujuan. Seleksi pertama bertujuan untuk memilih bibit yang bagus dilakukan pada bibit usia 10 hari setelah tanam. Seleksi kedua dilakukan pada usia 20 hari setelah tanam dengan tujuan agar pertumbuhan seragam untuk menghasilkan tanaman yang optimal dengn bisa mencapai hpp. Setelah siap tanam, bibit di letakan pada shalter atau tempat transit bibit dari bedengan ke lapang. Masa ini bertujuan agar meminimalisir tanaman mengalami masa streesing bibit. Proses pindah tanam dilakukan ketika bibit memenuhi kriteria yaitu berusia 40-42 hari dengan ketinggian optimal batang sekitar 8-10 cm dengan catatan batang kokoh tidak kurus. 

Pembibitan Tembakau Bawah Naungan (Dok. pribadi)
Pembibitan Tembakau Bawah Naungan (Dok. pribadi)

Tembakau Bawah Naungan Pindah Tanam (Dok. pribadi)
Tembakau Bawah Naungan Pindah Tanam (Dok. pribadi)

Tahap selanjutnya yaitu pemanenan. Pemanenan atau pemetikan daun tembakau dilakukan pada sore hari.
"Pemetikan daun biasanya dilakukan sore hari karena pada waktu sore tanaman tidak melakukan fotosintesis" ujar Andika.
Adapun kriteria dan tahapan untuk melakukan pemetikan daun tembakau ini dimulai dari daun yang paling bawah terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena daun yang berada paling bawah memiliki bentuk yang lebih lebar sehingga nilai jualnyapun lebih tinggi dibandingkan daun lainnya dan pastinya sudah siap untuk dipanen. "Setiap harinya pemetikan daun hanya dilakukan pada 2 daun paling bawah, selain kesiapan daun pemetikan ini bertujuan untuk meminimalisir kerusakan pada daun, karena jika daun mengalami kerusakan atau pata tulang akan menurunkan harga jual hingga 65% per kg nya sehingga untuk tembakau perlunya pemeliharaan yang ekstra,"ungkap Andika. Ciri daun yang telah siap petik yaitu memiliki bercak kuning pada pinggir lamina, tanaman berusia 38-45 hari, fase pembungaan 5-10% dari per Ha lahan, serta memiliki nilai klorofil daun sebesar 290-320 mol/m2.
"Tanaman tembakau yang normal memiliki 18-20 lembar daun dalam satu pohonnya,"imbuhnya. Formasi petik pada TBN-V sumuran terdiri dari 5 jenis tenaga kerja yaitu 42 tenaga kerja petik, dimana dibagi ke dalam 2 regu setiap regu berisi 20 orang tenaga petik dan 1 peladen, selanjutnya 10 orang tenaga pikul daun tembakau yang telah dipetik, 10 tenaga sujen, 6 orang tenaga rakit, 4 orang tenaga yang menaikkan daun tembakau di gudang. "Tenaga tersebut disesuaikan dengan kondisi lapang, kita juga harus memperhitungkan biaya HPP," tegasnya.

Pemetikan Daun Tembakau Siap Panen (Dok. pribadi)
Pemetikan Daun Tembakau Siap Panen (Dok. pribadi)
Gudang pengering tembakau dapat menampung 15.000 STG (Satu Tali Goni). Pada setiap 5 Ha lahan tembakau dengan produktivitas 100% membutuhkan 4 gudang pengering. Daun tembakau digantung selama 18-20 hari. Lama penggantungan tembakau tergantung material daun (bentuk, ukuran, dan tebal tipis daun). Daun cost yaitu 6 daun paling bawah. Daun kock yaitu daun urutan 7-16. Daun teng yaitu daun ukuran teratas 17-20. Semakin ke atas daun semakin tebal. Tujuan penggantungan daun yaitu mengurangi kadar air dan menyimpan tembakau untuk pengolahan. Kriteria daun tembakau yang sudah kering yaitu daun fleksibel (tidak kaku/supel), warnanya merata. Saat disimpan di gudang pengering ini tembakau mengalami perubahan aroma, tekstur, bentuk dan warna. Pada gudang tembakau ini juga dilakukan pangukusan menggunakan sekam padi dan kayu kecil sehingga asap yang dihasilkan mempengaruhi kelembapan dan suhu. Pengukusan dilakukan untuk menyeragamkan layu pewarnaan daun.

Pengeringan Daun Tembakau di Gudang Pengering (Dok. pribadi)
Pengeringan Daun Tembakau di Gudang Pengering (Dok. pribadi)

Bapak Andika tak lupa menjelaskan bahwa melakukan budidaya tembakau membutuhkan modal sebesar 400 Juta/Ha, karena tembakau membutuhkan pemeliharaan yang extra. Apabila terdapat sedikit kesalahan dalam perawatan, maka akan langsung menurunkan grade atau kualitas dari daun tembakaunnya. Harga tembakau top grade memperoleh harga 1 Juta/Kg di pasar, tetapi apabila daun tembakau mengalami penurunan kualitas harga yang diberikan dapat turun mencapai 70 ribu/Kg. Oleh karena itu, banyak yang mengatakan bahwa budidaya tembakau memiliki risiko yang tinggi tetapi keuntungan yang diperoleh juga tinggi.

Selama berkeliling di kebun dan gudang pengolahan, mahasiswa menyaksikan secara langsung terkait teknis pemanenan dan pengolahan pasca panen yang dilakukan di gudang pengering. Mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan petugas dan pekerja yang ada di kebun maupun gudang pengering. Mahasiswa dapat bertanya, berdiskusi, dan memperoleh wawasan praktis yang tak ternilai harganya. Adanya kunjungan pada PTPN X ini, mahasiswa pengampu matakuliah Manajemen Perusahaan Perkebunan memperoleh wawasan praktis mengenai manajemen perkebunan tembakau.

Dosen pengampu :
Ratih Apri Utami, S.P., M.Si
Nama Anggota Kelompok :
Amelia Dwi Pangestu (201510601001)
Cindy Arlinda Mayasari (201510601020)
Mutiara Ria Despita Maharani (201510601023)
Qoriatul Putri Firdaus (201510601032)
Fachriza Irvandika (201510601055)
Zulfa Nur Khalimah (201510601080)
Firman Alimusaffa (201510601097)

#ManajemenPerusahaanPerkebunan
#Agribisnis
#Faperta
#Unej

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun