Program Pengabdian Membangun Desa UNEJ merupakan salah satu program PKKM dari Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember yang memasuki Angkatan ke-II pada tahun 2022. Salah satu kelompok Mahasiswa Pengabdian Membangun Desa diterjunkan di Desa Binakal, Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso mulai tanggal 24 Agustus 2022. Mahasiswa dituntut menyusun program kerja yang sesuai dengan potensi desa setempat untuk membangun desa menjadi lebih baik.
Desa Binakal terdiri dari 4 dusun, yaitu Dusun Masjid, Dusun Pande, Dusun Krajan dan Dusun Malar. Mayoritas penduduk menggunakan Bahasa Madura sebagai bahasa kehidupan sehari-hari. Desa ini memiliki potensi lahan pertanian yang cukup luas dengan komoditas utama adalah tanaman padi. Selain itu, masyarakat Desa Binakal dikenal sebagai seorang pengrajin wadah ikan (bernyit) dan pandai besi yang hasilnya langsung diserahkan kepada pengepul untuk dijual di Kota.
Setelah melakukan survei selama kurang lebih dua minggu ditemukan beberapa permasalahan salah satunya adalah kurangnya kesadaran masyarakat mengenai sampah, sehingga belum terkelola dengan baik. Hal itu menyebabkan bantaran sungai penuh dengan sampah, kemudian saat hujan turun sampah tersebut berserakan di jalan utama desa. Berdasarkan hal tersebut, Mahasiswa Pengabdian Membangun Desa mengimplementasikan Inovasi Sistem Budidaya Aquaponik sebagai pengurangan sekaligus pemanfaatan limbah botol dan gelas plastik menjadi media tanam.
Tumpukan sampah yang berserakan di lingkungan warga
Sistem Aquaponik merupakan alternatif dalam melakukan budidaya tanaman sekaligus memelihara ikan dalam satu instalasi. Aquaponik dapat dikatakan sebagai simbiosis mutualisme, yaitu tanaman memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan agar tidak menjadi zat yang berbahaya bagi ikan itu sendiri sekaligus sebagai suplai oksigen pada air untuk memelihara ikan di dalam kolam. Tanaman yang dapat digunakan untuk sistem Aquaponik adalah kangkung, bayam, sawi dan sayuran hijau lainnya, sedangkan ikan yang sering dipelihara meliputi ikan nila dan lele. Pembuatan instalasi Aquaponik ini memanfaatkan limbah botol dan gelas plastik sebagai media tanam serta menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan seperti kayu, bambu, paralon bekas dan lain sebagainya. Selain itu, sistem ini cukup mudah untuk diimplementasikan masyarakat Desa Binakal meskipun dengan lahan terbatas.
Proses pembuatan instalasi Aquaponik
Program ini mendapatkan respon yang cukup antusias dari Kepala Desa beserta perangkatnya. "Adik-adik Mahasiswa Pengabdian Membangun Desa UNEJ bisa memanfaatkan bahan-bahan yang mudah ditemukan terutama di daerah Desa Binakal agar masyarakat juga mencoba untuk menerapkan sistem Aquaponik sebagai pengelolaan sampah dan pemanfaatan lahan pekarangan rumah" ujar Bapak Kepala Desa saat melakukan diskusi di Balai Desa. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat Desa Binakal dapat mencoba untuk mengimplementasikan sistem Aquaponik tersebut.
Binakal, 3 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H