Mohon tunggu...
Mutiara Aisha
Mutiara Aisha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dampak Urbanisasi Kota Bandung

2 November 2021   19:04 Diperbarui: 9 November 2021   17:27 1808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam suatu kota pasti ada yang dinamakan permukiman. Yang dimaksud permukiman yaitu tempat hunian atau tempat berkegiatan yang mendukung kehidupan dan tersedia sarana serta prasarana bagi masyarakat (sumber : UU No.1 Tahun 2011). Permukiman juga dibedakan menjadi dua, yaitu permukiman formal yang ada di kota atau biasanya berupa perumahan, selain itu ada permukinan informal yang mana permukiman yang berada di pedesaan atau biasa disebut perkampungan. 

Saat ini banyak sekali terjadi urbanisasi yang menyebabkan daerah pedesaan yang memungkinkan kedepannya daerah tersebut menjadi sebuah kota. Urbanisasi merupakan kenaikan jumlah penduduk disuatu kota atau biasa diartikan dengan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Tetapi urbanisasi saat ini sangat tidak terkontrol dengan baik sehingga menimbulkan beberapa dampak di beberapa tempat, terutama di Provinsi Jawa Barat. Salah satu kota di Jawa Barat dengan urbanisasi yang banyak yaitu Kota Bandung.

Dengan adanya urbanisasi yang terjadi secara terus - menerus dalam jumlah yang besar sehingga mengakibatkan tingginya jumlah permintaan lahan hingga terjadilah krisis penggunaan lahan di Kota Bandung. Berdasarkan data yang diambil dari Pusat Data dan Informasi Kementerian pada tahun 2015, konversi lahan terbangun setiap tahunnya mencapai 137 ha. Jika dilihat lebih detail lagi, terdapat data perkembangan urbanisasi Kota Bandung dari tahun 2005 sampai 2018 yang menunjukan pesatnya urbanisasi yang terjadi. 

Pada tahun 2005 terjadi ledakan urbanisasi di 14 kecamatan serta ada 16 kecamatan dengan tingkat urbanisasi yang rendah di Kota Bandung. Sedangkan pada tahun 2018 terdapat 28 kecamatan terjadi ledakan urbanisasi dan hanya satu kecamatan yang tingkat urbanisasinya rendah (sumber : Analisis tipologi urban sprawl di Kota Bandung menggunakan sistem informasi geografis). Jadi bisa disimpulkan selama 13 tahun tersebut urbanisasi yang terjadi di Kota Bandung sangat pesat sekali hingga hampir semua kecamatan di Kota Bandung mengalami tingkat urbanisasi yang tinggi. Karena hal ini banyak wilayah di Kota Bandung yang terkena konversi lahan.

Konversi lahan yang sering terjadi adalah lahan pertanian. Karena hal ini, penduduk dengan pekerjaan sebagai petani menjadi semakin berkurang atau semakin susah mencari nafkah. Ada juga kurangnya lahan pertanian atau lahan pangan yang mengakibatkan susahnmya menghasilkan produk pangan secara langsung dari kota tersebut. Selain kurangnya penghasil bahan pangan, konversi lahan pertanian menjadi lahan industri atau permukiman juga menyebabkan kurangnya lahan hijau dunia. Khususnya di Kota Bandung yang terletak di Provinsi Jawa Barat dimana lahan hijau sudah sangat sedikit. Ada juga dampak lain yaitu semakin berkurangnya lahan penghasl pangan, maka akan bertambah ketergantungan terhadap produk impor.

Berdasarkan data yang ada jumlah penduduk yang melakukan urbanisasi ke Kota Bandung sebanyak 13.258 orang per kilometer (Sumber : Jurnal Alih Fungsi Lahan Perkotaan). Karena jumlah yang banyak ini juga menjadikan kepadatan penduduk yang tidak terkontrol hingga mengharuskan pemerintah melakukan alokasi kembali agar tidak terjadi permukiman yang terlalu penuh hingga tidak tertata bahkan menjadi kumuh.selain itu, pertumbuhan penduduk yang berlebihan ini juga dapat menjadi penghambat pembangunan di Kota Bandung sendiri. 

Penuhnya kependudukan juga menuntut tingginya minat sarana dan prasarana di Kota Bandung sendiri. Tingkat kriminalitas yang terus bertambah juga menjadi salah satu dampak yang ditimbulkan dari tingginya jumlah urbanisasi. Jika tingkat kriminalitas meningkat maka tingkat kesejahteraan masyarakat pun akan menurun.

Masyarakat tidak akan merasa aman dan nyaman tinggal di lingkungan tersebut.  Kemudian di Kota Bandung bagian timur dengan posisinya yang cukup strategis dan didukung oleh pemerintah, menjadikan daerah bagian timur itu mengalami tingkat urbanisasi yang tinggi dan pada akhirnya terjadilah kepadatan penduduk yang berlebih. Selaim itu, karena urbanisasi yang tinggi menjadikan harga lahan disetar tersebut memiliki harga jual yang tinggi.  

Ada juga beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya ledakan urbanisasi sehingga ada fenomena krisis lahan dan juga dampak negative lainnya yang ada di Kota Bandung, yaitu:

  • Banyaknya masyarakat yang masih menganggap lebih mudah mencari pekerjaan di kota. Terutama Kota Bandung yang berada di Jawa Barat itu membuat masyarakat menggap kota tersebut merupakan tempat mengadu nasib yang tepat. Serta ada tren yang mengatakan jika tinggal di desa akan sangat tertinggal dari perkembangan zaman
  • Fasilitas di kota yang lebih lengkap dan memadai dibandingkan di pedesaan sehingga banyak penuduk yang memilih urbanisasi ke kota
  • Upah dikota lebih tinggi daripada di pedesaan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun