Jakarta -- Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ( Kemendikbudrstek) menggelar acara bedah buku berjudul "Kristen Muhammadiyah" pada Senin, 22 Mei 2023. Namun, acara tersebut mengundang perhatian warganet yang salah paham akan judul buku tersebut hingga trending nomor satu di twitter. Â Â
Kurang lebih terdapat 7 ribu tweet warganet mengenai judul buku tersebut, banyak yang mempertanyakan mengapa harus mengambil judul "Kristen muhammadiyah" dan banyak juga yang menilai judul seperti itu seperti sinkretisme agama bahkan aliran agama baru.
Abdul Mu'Ti sebagai penulis memberikan penjelasan bahwasannya buku ini sama sekali tidak memuat tentang aliran agama baru ataupun sinkretisme agama. Ia juga menjelaskan apa itu Kristen muhammdiyah sehingga masyarakat tidak salah paham akan buku yang ia terbitkan di tahun 2009 silam. Namun di tahun 2023 ini buku tersebut diterbitkan ulang dengan informasi yang lebih detail dan data yang lebih valid.
"Kristen Muhammdiyah merupakan varian sosiologis yang menggambarkan para pemeluk agama Kristen/katolik yang bersimpati dan memiliki kedekatan dengan muhammdiyah"
"Mereka bukan anggota Muhammadiyah. Mereka tetap pemeluk agama Kristen/katolik yang teguh menjalankan ajaran agamanya. Kristen Muhammadiyah bukanlah sinkretisme agama di mana seseorang mencampuradukkan ajaran Kristen/Katolik dengan silam (Muhammadiyah)", Kata Abdul Mu'Ti penulis sekaligus sektretaris umum PP Muhammadiyah.
Fajar Riza Ulhaw selaku editor buku ini menggambarkan bahwa buku ini menceritakan tentang toleransi beragama di daerah-daerah terpencil di Indonesia, terutama di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal). Daerah yang dimaksud adalah daerah yang terletak di pinggiran Indonesia yaitu Ende, Nusa Tenggara Timur ; Serui, Papua dan Putussibau, Kalimantan Barat (Kalbar). Dalam buku ini juga menjelaskan mengenai fenomena munculnya varian Kristen muhammadiyah dapat dijelaskan oleh adanya interaksi yang intens antara siswa -- siswa Muslim dan Kristen dalam lingkungan pendidikan di sekolah Muhammadiyah, namun interaksi tersebut sama sekali tidak menghilangkan identitas mereka sebagai pemeluk agama Kristen yang taat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H