Mohon tunggu...
Mutiara RahmaKharimah
Mutiara RahmaKharimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka menonton konten pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Globalisasi dan Pendidikan Islam

20 Desember 2024   01:56 Diperbarui: 20 Desember 2024   01:54 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

A.Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan Islam

Globalisasi mengacu pada penyebaran ilmu pengetahuan dan budaya dari berbagai wilayah dunia ke seluruh penjuru, sehingga batas-batas antarnegara menjadi semakin samar dan tidak lagi jelas. Proses ini menciptakan keterhubungan global yang melampaui batas-batas geografis dan negara.
Secara umum, Globalisasi merupakan proses integrasi dunia yang tercipta melalui pertukaran pandangan, produk, ide, serta berbagai elemen budaya. Kemajuan di bidang transportasi dan telekomunikasi, seperti munculnya telegraf dan internet, menjadi faktor utama yang mempercepat proses ini. Akibatnya, terjadi peningkatan saling ketergantungan dalam aktivitas ekonomi dan budaya di tingkat global. Beberapa ahli berpendapat bahwa globalisasi dimulai pada era modern, namun ada juga yang melacak asal mula fenomena ini jauh lebih awal, bahkan hingga zaman penjelajahan Eropa dan penemuan Dunia Baru. Sebagian lainnya juga berpendapat bahwa globalisasi bisa jadi sudah ada sejak milenium ketiga sebelum Masehi.  
Istilah "globalisasi" merujuk pada perubahan yang terjadi secara luas dan mendalam di seluruh dunia, mencakup aspek-aspek global yang melibatkan berbagai negara. Istilah globalisasi di bahasa arab sering disebut sebagai "al-'aulamah," yang terkadang diartikan sebagai "al-'alamiin," yang merujuk pada seluruh dunia atau alam semesta. Konsep serupa juga dapat ditemukan dalam Al-Qur'an, salah satunya melalui kata kāffah, yang berarti menyeluruh, dan disebutkan sebanyak lima kali dalam teks tersebut. Kata al-‘ālamīn, yang berarti seluruh dunia atau alam, juga sering ditemukan dalam Al-Qur'an, sebanyak 62 kali. Selain itu, kata "yughayyirū yang berarti perubahan.
 
Secara etimologis, Konsep Globalisasi berasal dari Amerika, yang mengacu pada penyebaran ide atau fenomena ke berbagai tempat secara meluas ke berbagai belahan dunia. Amerika Serikat memiliki peran yang signifikan dalam memperkenalkan konsep ini ke banyak negara. Meski demikian, penting untuk tetap waspada terhadap dampak globalisasi dan menjaga sikap yang seimbang terhadapnya. Ketika sebuah negara memperkenalkan ide atau cara hidup baru, sering kali hal tersebut dianggap sebagai model yang diikuti oleh negara-negara lain.
Bahasa Inggris, istilah ini dikenal sebagai "globalization," sementara dalam bahasa Arab, istilah yang serupa adalah "al-'aulamah." Sementara itu, kata "al-alamiyah" juga digunakan untuk menggambarkan konsep yang serupa, meskipun dengan nuansa yang sedikit berbeda, yang dapat diartikan sebagai universalitas ajaran Islam, yaitu bahwa ajaran Islam bersifat global dan mencakup seluruh umat manusia.
Di sisi lain, Globalisasi dalam konteks kontemporer sering dipandang sebagai upaya dari negara Barat, khususnya Amerika Serikat, untuk menguasai dunia dalam aspek politik, ekonomi, dan budaya. Negara ini merasa memiliki kekuatan global berkat kemajuan dalam bidang sains, teknologi, dan militer. Menurut Al-Jabiri, globalisasi dapat dilihat sebagai penyebaran budaya Amerika di seluruh dunia, yang mencerminkan ketidakseimbangan hubungan antara negara-negara Barat dan Timur, yang seringkali berujung pada eksploitasi. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bentuk baru imperialisme yang lebih halus, mengingat metode penjajahan tradisional telah tidak lagi diterima oleh komunitas internasional.  
Globalisasi modern kerap kali identik dengan westernisasi, yaitu pengaruh dominan budaya Barat terhadap budaya non-Barat. Hal ini mencakup nilai-nilai materialistik dan pragmatis yang dominan dalam budaya Barat, seperti penerimaan homoseksualitas, pornografi, dan kehamilan di luar nikah sering kali bertentangan dengan banyak ajaran agama dan nilai moral yang dianggap universal. Sebaliknya, ajaran Islam sangat menekankan nilai-nilai kemanusiaan yang mulia, seperti persaudaraan kehormatan dan keadilan. Dalam hukum syariat Islam, terdapat enam prinsip utama yang bertujuan untuk menjaga agama, akal, fisik, harta, garis keturunan, dan martabat setiap orang. Ajaran Islam juga menekankan nilai-nilai universal yang menjadi pedoman hidup bagi umat manusia, menawarkan solusi terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat global.

Beberapa karakteristik Islam dan globalisasi antara lain:
1.Globalisasi telah mengubah pemahaman tentang waktu dan ruang. Dengan kemajuan dalam akses informasi dan komunikasi yang cepat, batas-batas geografis dan waktu menjadi semakin kabur.
2.Ketergantungan ekonomi antarnegara kini menjadi hal yang umum. Hal ini disebabkan oleh efisiensi produksi barang tertentu di negara lain, yang menyebabkan saling ketergantungan dalam hubungan ekonomi antarnegara.
3.Salah satu ciri utama globalisasi adalah pertukaran informasi yang semakin cepat, yang memungkinkan akses pengetahuan secara lebih mudah dan cepat.
4.Masalah-masalah global seperti pemanasan global, kerusakan lingkungan, dan dominasi industri tertentu semakin terlihat sebagai dampak dari globalisasi.
5.Globalisasi mendorong interaksi antarbudaya yang lebih erat, mempercepat pertukaran budaya, dan memfasilitasi pertemuan yang lebih sering antar kelompok nasional yang berbeda.
6.Aliran komunikasi yang lebih cepat dan mudah memungkinkan interaksi instan tanpa memedulikan jarak atau waktu.
7.Keterbukaan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk politik, sosial budaya, dan bisnis, menjadi salah satu ciri khas globalisasi.  

Berikut beberapa pengertian globalisasi menurut beberapa ahli:
1.Malcolm Waters
Menurut buku Informasi dalam Konteks Sosial (2020) karya Rhoni Rodin, Malcolm Waters menjelaskan bahwa globalisasi adalah sebuah proses sosial yang menyebabkan batasan geografis dalam aspek sosial dan budaya menjadi semakin tidak relevan, tercermin dalam kesadaran manusia.
2.Thomas L. Friedman
menyatakan bahwa globalisasi memiliki dua dimensi, yaitu ideologi dan teknologi. Dimensi ideologi meliputi kapitalisme dan pasar bebas, sementara dimensi teknologi mencakup kemajuan teknologi informasi yang menyatukan dunia.
3.Princeton N. Lyman
mendefinisikan globalisasi sebagai perkembangan pesat dan saling ketergantungan antara berbagai negara di dunia dalam bidang perdagangan dan keuangan.
4.Menurut Anthony Giddens,
yang dikutip dari buku Demokratisasi dan Globalisasi (2022) karya Hesri Mintawati, globalisasi adalah kondisi di mana banyak orang menyadari bahwa mereka terlibat dalam dunia yang terus berubah tanpa bisa mengendalikannya.
5.Peter Drucker
menjelaskan bahwa globalisasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses-proses inti dalam ekonomi global, seperti penyebaran komunikasi global secara instan, pertumbuhan perdagangan internasional, dan pasar uang global.
6.Selo Soemardjan
mendefinisikan globalisasi sebagai proses pembentukan sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia, yang mengikuti sistem dan aturan yang sama.

7.Martin Albrow,
dalam buku Menembus Badai Ekonomi (2018) karya Patta Rapanna dan Yana Fajriah, menyatakan bahwa globalisasi mencakup seluruh proses yang melibatkan penduduk dunia, yang pada akhirnya menghubungkan mereka dalam komunitas global.
8.Menurut Scholte,
globalisasi adalah peningkatan hubungan antarnegara, di mana setiap negara tetap mempertahankan identitasnya, namun semakin saling bergantung satu sama lain.
9.Laurence E. Rothenberg
mendefinisikan globalisasi sebagai percepatan interaksi dan integrasi antara individu, perusahaan, dan pemerintah dari berbagai negara.
10.Emanuel Ritcher
menjelaskan globalisasi sebagai jaringan kerja global yang secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpisah dan terisolasi.

a)Dampak Positif

Globalisasi memberikan pengaruh terhadap pendidikan Islam serta dunia pendidikan secara luas. Penelitian yang dilakukan oleh Nawi menyimpulkan bahwa terdapat sejumlah dampak positif yang dirasakan akibat hadirnya globalisasi, di antaranya :
1.Kemudahan dalam mengakses informasi.
2.Pendidikan dilaksanakan secara profesional dengan standar internasional.
3.Pendidikan menjadi lebih bersifat kompetitif.
4.Terwujudnya tenaga kerja yang berkualitas dan mampu bersaing.
5.Munculnya berbagai inovasi dalam bidang pendidikan.
Islam perlu mengambil sikap yang selaras dengan kepentingan dan nilai-nilai yang dianutnya dalam menghadapi arus globalisasi. Jika globalisasi dianggap membawa dampak Jika globalisasi memberikan dampak positif, seperti mempromosikan perdamaian, toleransi beragama, dan keadilan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, maka pendekatan yang mendukung dapat diterapkan. Sebaliknya, jika globalisasi membawa dampak negatif yang bertentangan dengan ajaran agama, seperti sekularisasi yang tidak selaras dengan nilai-nilai Islam, sikap menolak akan lebih tepat. Selain itu, pendekatan kompromi juga bisa dipertimbangkanl, diambil jika Islam menghadapi kesulitan untuk menentukan sikap antara kedua pilihan tersebut. Pendekatan ini muncul dari interaksi yang intens antara agama dan peradaban manusia dalam konteks global. Namun, hal ini tidak berarti Islam harus menyerah atau tunduk pada pengaruh globalisasi.
Islam dapat berperan sebagai kekuatan counter-hegemoni terhadap pengaruh globalisasi, menghadapi tantangan tersebut dengan kecerdasan tanpa harus berkonfrontasi secara langsung, mengingat pesatnya perubahan yang dibawa oleh globalisasi. Hal ini menunjukkan pentingnya bagi Islam untuk merumuskan strategi yang bijaksana guna mempertahankan eksistensinya di tengah dinamika global.
 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa globalisasi memberikan dampak positif dan negatif bagi dunia Islam, di antaranya adalah:
1.Akses untuk menuntut ilmu agama menjadi lebih mudah berkat hadirnya internet, yang memungkinkan umat Muslim memperdalam pemahaman tentang agama dengan lebih luas.
2.Perkembangan teknologi telah meningkatkan kemudahan dalam menuntut ilmu, menjadikan proses belajar lebih efektif dan memungkinkan akses pendidikan ke berbagai tempat.
3.Umat Islam kini dapat lebih mudah memperoleh pemahaman tentang ajaran agama melalui media massa yang menyediakan berbagai informasi keagamaan.
4.Kehadiran internet sebagai bagian dari kemajuan teknologi memudahkan umat Muslim dalam mensyiarkan agama, sehingga kebermanfaatan dakwah dapat dirasakan lebih luas oleh seluruh umat.  

b)Dampak Negatif

Selain dampak positif yang telah disebutkan, globalisasi juga membawa dampak negatif terhadap pendidikan Islam dan dunia pendidikan secara umum.
Pertama adalah komersialisasi pendidikan. Globalisasi mendorong peningkatan keterlibatan publik dalam dunia pendidikan, yang pada gilirannya memunculkan komersialisasi. Tujuan pendidikan yang semula adalah untuk menjalankan amanah dan sebagai bentuk ibadah, kini beralih menjadi upaya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya melalui sektor pendidikan.
Kedua, munculnya pengelompokan berdasarkan status sosial. Dengan adanya keterbukaan media sosial dan komunikasi saat ini, berbagai kelompok sosial muncul yang kadang memiliki kecenderungan materialistik dalam membentuk kelompok, sehingga terjadi pemisahan sosial. Kelompok-kelompok ini sering kali terus mempertahankan eksistensinya, bahkan hingga muncul fanatisme berlebihan yang membuat mereka sulit berinteraksi dengan kelompok luar atau kelompok yang dianggap setara.
Ketiga, bahaya yang ditimbulkan oleh internet dan dunia maya. Dampak ini mulai terlihat, baik dari segi fisik, seperti munculnya masalah kesehatan yang dirasakan terlalu dini, seperti gangguan pada mata, postur tubuh, dan lainnya, maupun dari segi psikologis, seperti anak-anak yang menjadi lebih introvert, merasa sedih, mudah marah, dan sebagainya.
Keempat, erosi budaya lokal. Masuknya budaya asing melalui kemajuan teknologi berdampak pada aspek budaya, di mana budaya Barat yang dibawa oleh teknologi semakin mendominasi, mencakup cara hidup, cara berpakaian, cara berbicara, dan kebebasan bertindak. Semua ini berkontribusi pada terkikisnya budaya lokal.
Kelima, ketergantungan. Ketergantungan yang dimaksud di sini mencakup berbagai aspek, seperti ketergantungan terhadap teknologi, ketergantungan terhadap dunia luar yang dianggap luar biasa, ketergantungan pada gaya hidup modern, dan ketergantungan pada budaya asing yang menyebabkan individu sulit mandiri, lebih memilih cara yang instan dan cepat, serta cenderung mengembangkan kebiasaan konsumtif terhadap produk-produk dari kemajuan dan modernisasi.  

B.Tantangan Pendidikan Islam dalam Menghadapi Arus Globalisasi

Husni Rahim mengungkapkan bahwa masa depan pendidikan Islam akan dipengaruhi oleh tiga faktor eksternal utama: globalisasi, demokratisasi, dan liberalisme Islam. Untuk memudahkan pemahaman, Syahrin Harahap berusaha mengklasifikasikan ciri-ciri unifikasi global dengan beberapa poin penting.
Pertama, ada peralihan dari konflik ideologis dan politik menuju fokus pada bisnis, investasi, dan hiburan, dengan perubahan dari keseimbangan kekuasaan menuju keseimbangan kepentingan.
Kedua, hubungan antar negara atau masyarakat beralih dari ketergantungan menjadi saling ketergantungan, di mana hubungan tersebut bergantung pada jenis negosiasi yang dilakukan.
Ketiga, batas-batas geografis hampir tidak lagi memiliki peran fungsional, karena lebih dipengaruhi oleh kemampuan untuk memanfaatkan keunggulan komparatif dan kompetitif. Keempat, persaingan antar negara semakin dipengaruhi oleh perlombaan dalam teknologi tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun