Air terjun Tiu Kelep merupakan objek wisata alam di kaki Gunung Rinjani Lombok. Air terjun yang berketinggian kurang lebih 42 meter ini melengkapi pesona alam di Desa Senaru.Â
Tiu Kelep juga berdekatan dengan air terjun Sendang Gile. Sendang Gile merupakan air terjun pembuka karena lokasinya yang dekat dengan pintu masuk/parkiran. Setelah berjalan lebih jauh lagi, Anda akan menemukan keindahan Tiu Kelep.Â
Tiu berarti kolam dalam bahasa Sasak, sedangkan Kelep berarti terbang. Hal itu karena terdapat buih-buih air yang berterbangan dan suasana yang dapat dikatakan sangat dingin. Jika masih belum jelas, kunjungi saja dan manfaatkan semua yang ditawarkan alam di desa ini.
DAYA TARIK AIR TERJUN TIU KELEP
Perjalanan akan membawa Anda ke hutan hujan yang tenang yang dinaungi oleh pohon-pohon besar. Bersiaplah untuk menaiki beberapa anak tangga serta menyeberangi jembatan beton.Â
Jembatan yang sebenarnya merupakan saluran air ini hanya memiliki pagar di salah satu sisinya, sehingga perlu berhati-hati. Sebelum Anda akhirnya harus menyeberangi sungai-sungai kecil yang dipenuhi bebatuan, mungkin ada beberapa hewan di dekatnya. Batu-batu besar licin, jadi berhati-hatilah untuk tidak menginjaknya. Kesulitan perjalanan tidak sesingkat dan sesederhana yang dijelaskan jadi berhati-hatilah.
Penduduk setempat menganggap dan mempercayai air terjun ini sebagai obat mujarab untuk pelestarian kaum muda dan obat untuk sejumlah penyakit. Selain itu, penduduk setempat berpendapat bahwa percakapan yang keras akan menyebabkan debit air meningkat. Tak jarang, Anda bahkan dapat melihat pelangi kecil akibat percikan air dan juga sinar matahari.
TREKKING LOKASI
Dari Desa Senaru kira-kira berjarak 2,5 jam perjalanan dari Kota Mataram. Jalur Lendang Bajur menjadi pilihan jika Anda naik kendaraan umum di Gunung Sari. Jalur ini akan melakukan perjalanan langsung ke desa Senaru sambil membelah kawasan hutan Baun Pusuk.Â
Selama perjalanan di hutan Baun Pusuk anda akan melihat banyak sekali monyet di sepanjang jalan ini. Terkadang wisatawan yang melewati jalan ini pun sesekali berhenti untuk berinteraksi dengan monyet-monyet misalnya memberi makan, monyetnya tidak berbahaya karena sudah terbiasa berinteraksi dengan manusia.