Mohon tunggu...
Mutiara Praumaina
Mutiara Praumaina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Hasanuddin

Saya Mutiara Praumaina mahasiswa Universitas Hasanuddin program studi Ilmu Gizi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hubungan Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi pada Anak 1000 Hari Pertama Kehidupan/Golden Period dengan Status Gizi pada Balita

23 Mei 2022   01:10 Diperbarui: 23 Mei 2022   01:39 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saat ini Indonesia dihadapkan pada problem double burden, yakni beban ganda masalah gizi yang merupakan kunci penanganan stunting. Data prevalensi balita stunting yang dirilis World Health Organization (WHO), bahwa Indonesia termasuk dalam negara ketiga dengan prevalensi stunting tertinggi di regional Asia Tenggara South East (SEAR), dengan rata-rata 36,4% kasus stunting. Proporsi status gizi pada balita sangat pendek dan pendek di Indonesia 12,8% dan 17,1% pada tahun 2018. Malnutrisi dan kekurangan gizi juga terus menyebabkan jutaan dari anak-anak lebih rentan terhadap penyakit dan kematian.

Untuk mencetak anak Indonesia yang sehat dan cerdas, Langkah awal yang paling penting untuk dilakukan adalah pemenuhan gizi pada anak sejak dini, bahkan saat masih di dalam kandungan atau yang dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). 

Gerakan 1000 HPK merupakan suatu gerakkan percepatan perbaikan gizi yang diadopsi dari Gerakan Scaling Up Nutrition (SUN) Movement yang merupakan suatu Gerakan global dibawah koordinasi sekertaris jendral PBB. 

Tujuan global dari SUN adalah untuk menurunkan gizi yang dibuktikan secara ilmiah merupakan metode untuk menentukan kualitas kehidupan seseorang (Erna, 2017). Dengan meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil dan anak sejak dalam kandungan akan didapatkan generasi penerus yang lebih produktif sehingga dapat memajukan kualitas generasi muda. 

1000 HPK telah disepakati oleh para ahli di seluruh dunia sebagai saat terpenting dalam hidup seseorang. Sejak saat perkembangan janin dalam kandungan, hingga ulang tahun kedua menentukan kesehatan dan kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan dapat mempengaruhi fungsi memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood, dan emosi seorang anak di kemudian hari (Irawati, 2018).

Pada pemenuhan gizi seorang balita, ibu memegang peranan yang sangat penting. Ibu merupakan orang yang paling dekat dengan anak, orang pertama yang berhubungan dengan anak, dan yang memberikan alokasi waktu lebih banyak dalam pengasuhan anak. Sikap merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang. 

Perubahan sikap secara berkelanjutan dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dimana perilaku pemenuhan gizi yang baik dapat meningkatkan status gizi anak (Apooh, Yaa, & Krekling, 2005). 

Sikap yang positif atau baik dari ibu terhadap Gerakan 1000 HPK akan menghasilkan anak yang sehat, karena bayi yang sehat berasal dari ibu yang sehat. Saat periode kehamilan, sikap ibu hamil terhadap kesehatan, menjaga kualitas makanan yang dimakan, serta gaya hidup ibu dapat mempengaruhi masa depan anak (Meta, 2020). 

Pengetahuan ibu yang berkaitan dengan pengawasan pertumbuhan dan perkembangan anak pada 1000 HPK sebenarnya harus dimulai ketika ibu masih dalam keadaan hamil, sehingga ibu dapat mempersiapkan pengawasan sejak dini masa 1000 HPK dengan baik dan benar. 

Ketidaktahuan ibu dapat memberikan efek yang buruk dikemudian hari. Apabila anak tidak mendapatkan nutrisi yang baik maka akan berpengaruh terhadap kualitas kesehatan, intelektual, dan produktivitas pada masa yang akan datang.

Perilaku ibu dapat dilihat dari sejak ibu hamil hingga anak berusia 2 tahun. Anak yang sehat hanya mungkin dilahirkan dari seorang ibu yang menjaga kehamilannya dari asupan gizi yang cukup (gizi mikro dan protein). Ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi kronik sejak masa kehamilannya akan berisiko melahirkan anak yang kurang sehat, atau berat badan lahir rendah (Priyatna, 2014). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun