Mohon tunggu...
Mutia Pusparani
Mutia Pusparani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Aplikasi Wattpad sebagai Acuan dalam Mengembangkan Kosakata

17 Januari 2024   12:05 Diperbarui: 17 Januari 2024   12:08 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zaman sekarang ini, teknologi informasi dan komunikasi menjadi faktor yang penting dalam kehidupan manusia.Dimana pada dasarnya, teknologi mempermudah aktivitas manusia dalam berbagai hal. Manusia dituntut untuk menguasai teknologi yang berkembang semakin pesat di berbagai aspek kehidupan di manapun ia berada. 

Salah satu teknologi yang berkembang saat ini ialah sebuah aplikasi membaca cerpen yaitu Wattpad.Aplikasi wattpad masih terdengar asing bagi sebagian orang khususnya para generasi muda.Banyak kalangan remaja yang belum mengenal aplikasi wattpad.Namun, bagi sebagian remaja wattpad terdengar familiar dengan aplikasi ini.Wattpad merupakan platform untuk digunakan sebagai sarana membaca dan menulis karangan cerita fiksi yang nantinya dipublish agar banyak orang yang membaca.

Wattpad diciptakan pada tahun 2006 pada bulan Desember di Toronto, Kanada dan popular pada tahun 2016 di Indoensia.Sekitar 90% aktivitas wattpad diakses melalui mobile serta terdapat lebih dari 50 bahasa.Dengan adanya wattpad memudahkan banyak orang untuk menyalurkan bakat menulis.Sehingga meningkatkan ketertarikan dalam hal menulis dan membaca bagi para peengguna wattpad.Di dalam wattpad terdapat beberapa genre yang bisa dinikmati sesuai genre yang disukai seperti fan-fiction, teen-fiction, romance, action, trailer, horror dan genre-genre lainnya.

Dalam salah satu berita pada m.brilio.net yang memberitakan kesuksesan wattpad di Indonesia yang berjudul "6 cerita dari Wattpad yang sukses hingga layar lebar, keren!" dijelaskan bahwa kehadiran wattpad sebagai salah satu platform menulis online yang melahirkan berbagai karya-karya yang dibukukan sehingga menjadi salah satu novel bestseller di toko-toko buku besar di Indonesia seperti Dear Nathan, A: Aku, Benci, dan Cinta, Revan dan Reina, The Perfect Husband, Assalamualaikum Calon Imam, dan Serendipity. Tak dapat dipungkiri banyak pula cerita-cerita yang diangkat menjadi sebuah karya film yang ditayangkan dilayar lebar di seluruh Indonesia. Dengan demikian, hal tersebut dapat menjadi gerbang bagi para penulis lain yang berkarya pada aplikasi wattpad.

Dari banyaknya sisi positif yang ditimbulkan dari antusiasme anak-anak muda terhadap aplikasi wattpad, Dila Maretihaqsari selaku Editor Fiksi Remaja dan Fiksi Populer Bentar Pustaka menuturkan bahwa fenomena Wattpad di industri penerbitan buku bisa dikatakan unik dan banyak terdapat sisi positif. Dimana jika melihat dari website resmi Ayo Gemar Membaca (www.ayogemarmembaca.com) mereka menjabarkan fakta-fakta yang memprihatinkan mengenai budaya literasi masyarakat Indonesia akan kemampuan membaca, yaitu : (1) Menurut laporan International for the Evaluation of Education Achievement (IEA) kemampuan membaca SD di Indonesia menduduki peringkat ke-26 dari 27 negara sampel; (2) Kemampuan membaca siswa kelas 6 SD yaitu 51,7. Berada diurutan paling akhir setelah Filipina 52,6, Thailand 65,1, Singapura 74 dan Hongkong 75,5; (3) Hasil survey BPS tahun 2013 menunjukkan bahwa orang Indonesia gemar menonton televise sebesar 91,68%, sedangkan untuk membaca surat kabar hanya 17,6%.

Kemampuan menulis cerita pendek membutuhkan ide atau ide yang banyak bisa ditulis.Penguasaan kosakata salah satunya, karena dengan membaca dan sejauh mana penguasaan kosakata, ide atau ide yang kita ambil dari cerpen, memudahkan siswa menuangkan idenya dalam menulis cerita pendek.Salah satu kesalahan penulis pemula adalah kurang banyak menguasai kosa kata.Hal tersebut mengakibatkan pembaca cepat merasa bosan karena penulisan yang kurang menarik atau kurangnya penggunaan diksi sehingga terlalu banyak kata yang di ulang-ulang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun