Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Oh Bunga Mawar Lekaslah Mengembang

25 Maret 2023   06:52 Diperbarui: 3 April 2023   15:11 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar gadis dan bunga mawar by Pixabay

Pagi itu aku bangun pagi dengan santai, tanpa buru-buru. Biasanya aku terbangun karena terkejut dan emosi. Bagaimana tidak, Bik Surti, menyeret kakiku dari kasur, hingga saat bangun posisi tubuh sudah separuh di lantai. Menyebalkan.

Masih dengan selimut, aku keluar kamar dan pindah ke ruang tengah tempat biasa nonton televisi. Tanganku urung menekan tombol menu ketika bibiku lewat sambil bersenandung.

"Adus, sit. Ilere njetet kuwi," ucap bibiku sambil tersenyum. Hanya menoleh sekilas ke arahku ia terus berjalan ke dapur dengan menenteng ember berwarna hitam.

Baca juga: Rumah

Aneh, entah sedang kesurupan apa,  Bik Surti tiba-tiba menjadi ramah tidak seperti biasanya. Cerewet dan jutek. Aku meneruskan aktifitas menonton televisi sambil rebahan di karpet.

Belum sempat selonjoran, Bik Surti kembali lewat dengan ember yang berisi air sambil terus bersenandung. Penasaran, aku mengikutinya dan melihat aktifitasnya menyiram tanaman di halaman.

Seperti burung gereja yang lincah hinggap dari dahan ke dahan lain sambil berkicau. Bik Surti nampak riang,  menyiram aneka tanaman sambil bersenandung. Sesekali ia berhenti, berjongkok dan menghindu aroma bunga, baru kemudian kembali menyiram.

Baca juga: Bunga Telang

*Oh, bunga mawar
lekaslah mengembang
kuingin memetik dikau.*


***
Senandung lirih Bik Surti terdengar begitu merdu dan berkarisma membuatku terbawa suasana dan berhenti mengetik. Lirik-lirik lagu yang tertera di layar komputer berjatuhan satu persatu. Mengabur menjadi titik-titik air.

Baca juga: Bunga Sepatu

Aku menangis? Menyedihkan. Bukankah seharusnya bahagia, akhirnya teman sekamarku dilamar?

Aku mematikan komputer, tak sanggup meneruskan cerita bahagia Bik Surti. Sekeras apapun berusaha baik-baik saja, aku tetap merasa terluka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun