Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pilihan Penelusuran

29 April 2021   04:16 Diperbarui: 29 April 2021   04:35 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilihan Penelusuran

Dari balik kaca, kubaca ribuan cerita dari huruf-huruf yang tersusun di atas cakrawala dunia

Tentang kehidupan para dewan, pembina, pemimpin, pemuka agama, hingga kisah tuna wisma di bawah jembatan layang Metropolitan

Tak luput pula, cerita mesum pemuda yang bercinta dengan dirinya
juga mimpi para gadis
yang menua bersama kekasih tercinta

Riuh, penuh intrik, munafik, muslihat, penjilat, pembohong, pembangkang, pemimpi, pemalas yang mendengkur di siang bolong

Tidak ada kah cahaya, pengetahuan, kebenaran, kejujuran, kedamaian hidup seperti hamparan rumput di bukit musim semi negeri Sakura?

Ah tidak!
tak guna menyalahkan
yang dilihat, dicecap, diresap, dinikmati hingga liur menetes dari sudut bibir paling manis
adalah hasil dari penelusuran

Pilihan di tangan sendiri

Klik menentukan makna satu detik berharga

Mutia AH

Ruji, 29 April 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun