Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Kemarin

4 Februari 2021   22:04 Diperbarui: 4 Februari 2021   22:09 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sajak kemarin
tergolek di lembar catatan
satu kalimat belum lengkap tanpa tanda baca

puisi terputus
terberai di antara huruf-huruf
vokal, konsonan
titik, koma, hilang jeda tanda tanya

diksi mati
majas menepi
rima lepas
makna terkunci

Stop!

cukup sampai di sini
jangan paksa
sebab puisi adalah seni
kebebasan berekspresi

sajak kemarin terpaku menunggu ruh
menjadi syair utuh
meski usang tak terberai;
terabai

Mutia AH

Ruji, 04 Februari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun