Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seusai Hujan

15 Desember 2020   06:50 Diperbarui: 15 Desember 2020   06:51 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pada langit seusai hujan yang luruh
kau tersenyum serupa
Lengkung pelangi

Cantik
Indah
Berseri

Kau bergumam kemudian sumringah, kembali menyungging senyum.

"Kau lihat, langit terlihat sangat biru," katamu padaku. Membuat kedua mata ini sontak mengamati, hamparan biru dengan hiasan awan putih bersih.

"Sesuatu yang biasa terjadi membuat kita lupa untuk mensyukuri. Setelah tiada, baru dirasa arti hadirnya. Seperti adaku," ucapmu kala itu.

"bukan sekarang tetapi nanti," ucapmu kemudian pergi.

Sendiri, sesuai hujan berhenti. Aku terkenang kehadiranmu yang kini tiada lagi di sisi.

Ruji, 15 Desembe 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun