Tak hanya itu, rasa kagum juga terpatri dalam diri Hussein terhadap pelayanan dari para civitas academica UMY yang lain. Baik itu pegawai di tingkat program studi, bahkan hingga perlakuan dari cleaning service terhadapnya yang dirasakannya sangat ramah dan hangat.
"Saya juga sangat terkesan dengan pihak program studi yang selalu menanyakan kabar. Mereka menanyakan bagaimana belajarnya, studinya lancar tidak? apakah ada kesulitan atau tidak? Ada masalah apa? Atensi itu membuat kita merasa spesial. Tidak hanya itu, civitas akademika UMY, termasuk satpam, cleaning service, semua ramah, itu sangat menyentuh," tuturnya.
Berharap UMY Menjadi 200 Perguruan Tinggi Terbaik Dunia
Dengan segala fasilitas dan dukungan yang diberikan oleh UMY, Hussein berharap, UMY akan terus berkembang menjadi universitas yang unggul serta menjadi salah satu dari 200 perguruan tinggi terbaik di dunia. Sebagai alumnus, ia berpesan kepada mahasiswa UMY untuk tidak pernah menyerah dalam mengejar cita-cita mereka, termasuk untuk melanjutkan studi ke luar negeri.
"S1, S2 boleh di UMY, tapi S3 mesti keluar negeri, itu tidak sulit menurut saya, yang penting kita apply. Apply-nya kan gratis jadi tak perlu takut. Kalau keterima oke, tidak juga oke. Saya sudah menerima banyak email rejected tapi dari rejected-rejected itu ada yang accepted. Kita harus mulai mengadaptasi diri kita dengan yang namanya rejected. Tapi ketika kita accepted, kita bersyukur," tegasnya.
Hussein pun mengungkapkan akan pulang ke negaranya, Sudan, setelah kondisi di negaranya lebih kondusif. Ia berharap dapat membawa nilai-nilai perdamaian dan toleransi yang ia pelajari di Indonesia. Untuk membantu membangun negaranya yang selama ini dikenal dengan konflik dan perang, sehingga ia dapat memberikan kontribusi di tanah airnya.
"Orang Indonesia itu berbeda-beda tapi mereka bisa hidup rukun dan damai. Saya ingin bawa itu ke Sudan dan menjadikannya sebagai salah satu contoh di Afrika, yang selama ini masih dikenal sebagai benua yang citranya kurang baik," tutup Hussein. (Mut)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H