Mohon tunggu...
Mutiah Alawiyah
Mutiah Alawiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Nasib Guru di Janji Politik 2024

12 Januari 2024   10:22 Diperbarui: 12 Januari 2024   10:33 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk masa depan sebuah bangsa, dan guru berada di garda terdepan untuk mencetak generasi yang unggul. Menyadari pentingnya peran guru, janji politik 2024 menjadi sorotan utama sebagai platform untuk memperbaiki nasib para pendidik. Dalam konteks ini, perlu dipahami bahwa tindakan nyata lebih penting daripada sekadar kesejahteraan guru, tetapi juga tantangan dalam meningkatkan minat orang untuk meniti profesi ini, serta dukungan politik yang dibutuhkan untuk mencapai perubahan yang berkaitan.

Salah satu isu utama yang dihadapi oleh guru adalah rendahnya kesejahteraan mereka. Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, gaji pokok guru di Indonesia rata-rata hanya sekitar Rp 2,5 juta per bulan, jauh di bawah standar internasional. Selain itu, fasilitas kerja yang kurang memadai, seperti sarana dan prasarana sekolah, juga menjadi kendala bagi guru untuk memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, peningkatan kesejahteraan guru telah dibahas sebagai langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kinerja optimal para guru. Fokus pada peningkatan gaji dan fasilitas kerja merupakan langkah penting yang dapat menciptakan kondisi kerja lebih baik bagi guru.

Selain kesejahteraan, minat menjadi guru juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia. Sayangnya, minat menjadi guru di Indonesia masih rendah, terutama di kalangan generasi muda. Menurut survei yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian SMERU, hanya sekitar 9% siswa SMA yang tertarik untuk menjadi guru. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti rendahnya gaji, citra profesi yang kurang menarik, dan kurangnya kesempatan karir. Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya penekanan wawasan pada aspek ekonomi dan citra profesi. Inisiatif seperti beasiswa dan program pelatihan berkualitas dapat mendorong semangat individu untuk memilih jenjang pendidikan dan menciptakan basis untuk guru masa depan.

Terakhir, dukungan politik juga menjadi hal yang tidak kalah penting dalam upaya meningkatkan nasib guru dan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu bakal calon presiden, Ganjar Pranowo, telah membuat janji menarik kepada para guru di Indonesia. Ia berjanji akan menaikkan gaji guru menjadi Rp 30 juta per bulan jika terpilih menjadi presiden. Ia juga berjanji akan mengangkat semua guru honorer, PPPK, dan swasta menjadi aparatur sipil negara (ASN). Menurut Ganjar, hal ini dilakukan untuk memberikan apresiasi dan penghargaan kepada guru sebagai pilar utama pembangunan sumber daya manusia.

Janji Ganjar ini tentu saja menarik perhatian banyak pihak, terutama para guru. Namun, seberapa realistis janji ini bisa terwujud? Apa dampaknya bagi anggaran negara dan kualitas pendidikan? Apa tantangan dan hambatan yang mungkin dihadapi Ganjar jika ingin mewujudkan janji ini?

Kita harus melihat tantangan dan hambatan yang mungkin dihadapi Ganjar jika ingin mewujudkan janji ini. Salah satu tantangan terbesar adalah menjamin ketersediaan anggaran yang cukup dan berkelanjutan. Ganjar harus bisa menunjukkan sumber pendanaan yang jelas dan realistis untuk menaikkan gaji guru, tanpa mengorbankan sektor lain yang juga penting bagi pembangunan nasional. Ganjar juga harus bisa mengatasi kemungkinan penolakan dan protes dari kelompok-kelompok yang merasa dirugikan atau tidak setuju dengan janji ini, seperti pegawai negeri sipil (PNS) lainnya, pengusaha, atau masyarakat umum. Ganjar juga harus bisa menghadapi persaingan dan kritik dari calon presiden lainnya, yang mungkin memiliki visi dan misi yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan janji Ganjar.

Dalam menjelang pemilihan tahun 2024, harapan dan ekspektasi masyarakat terhadap nasib guru dan kualitas pendidikan semakin tinggi. Oleh karena itu, para calon pemimpin harus menunjukkan komitmen dan tindakan nyata untuk memenuhi harapan tersebut. Nasib guru tidak boleh menjadi janji politik semata, tetapi harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun