Mohon tunggu...
Mutia Lestari
Mutia Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Mataram Nusa Tenggara Barat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gimmick Politik Tuai Sensasi di Kalangan Anak Muda?

2 Desember 2023   22:31 Diperbarui: 2 Desember 2023   23:36 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber gambar: Freepik)


Gimmick politik yang bertujuan mencari sensasi semakin menjadi bagian tak terhindarkan dari dunia politik, terutama dalam upaya menarik serta mendekatkan politik dengan generasi muda. Sesuai UU Nomor 40 tahun 2009, pemilih muda adalah mereka yang berusia 16-30 tahun dan pemilih muda pada pemilu 2024 saat ini adalah mereka yang termasuk dalam generasi milenial yang rata-rata berusia 27 tahun ke atas dan gen-Z dengan rentang usia 11-26 tahun terhitung pada tahun 2023 ini. Ini artinya dalam pemilu 2024 pemilih muda menjadi mayoritas pemegang hak suara dan bisa menjadi penentu siapa yang akan memimpin dan mewakili rakyat.

Karena sejatinya pemuda dianggap sebagai agen perubahan. Sehingga dilihat dari pemilih yang didominasi oleh milenial dan gen-z tentunya para pasangan capres cawapres yang akan berkontestasi pada pilpres mendatang harus mampu menyesuaikan diri dengan pola pikir generasi yang seperti sekarang ini dan harus memiliki strateginya masing-masing untuk memikat para pemilih muda.

Namun, bagaimana kenyataannya? apakah benar mengenai anggapan bahwa anak muda lebih memilih capres-cawapres berdasarkan gimmick dengan gaya komunikasi politik yang kekinian dibandingkan dengan ide gagasan yang ditawarkan?

Menurut saya banyak kalangan anak-anak muda yang masih belum paham lebih dalam mengenai politik dan lebih mudah untuk menerima gimmick politik dan cuek soal gagasan atau visi misi dari para pasangan capres cawapres ini. Bisa dilihat dari gimmick yang dibawakan oleh salah satu pasangan capres cawapres kita yang lebih dikenal dengan sebutan "gemoy" yang mampu menciptakan dan menarik perhatian banyak calon pemilih terutama bagi kalangan anak muda saat ini, bukan berarti kita mempersoalkan mengenai gimmick yang dilakukan, tetapi dalam peristiwa ini anak muda dapat berperan aktif dalam proses politik dengan menyadari bahwa gimmick politik hanya sebatas alat untuk menarik perhatian. 

Saya melihat bahwa gimmick politik ini dapat menjadi alat yang kuat untuk membangun hubungan antara kandidat dengan pemilih muda. Tetapi, penting bagi kita sebagai pemilih untuk tidak hanya terjebak dalam daya tarik visual semata, melainkan juga secara kritis mengevaluasi apakah gimmick tersebut didukung oleh visi yang dapat membawa perubahan dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat untuk masa depan negara. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun