Mohon tunggu...
Mutia Faradiva
Mutia Faradiva Mohon Tunggu... Mahasiswa - INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Saya mahasiswa IPB University dengan program studi Komunikasi Digital dan Media. Saya memiliki minat dibidang menulis dan content creators.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Influencer Terhadap Pemasaran Sebuah Brand Melalui Video Pendek di Tiktok

26 September 2024   11:00 Diperbarui: 26 September 2024   11:25 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Di era digital yang terus berkembang, komunikasi pemasaran menjadi
elemen penting bagi merek dalam mencapai audiensnya. Tujuannya adalah
mempromosikan produk, layanan, atau pesan kepada konsumen potensial.
Kemajuan teknologi, seperti media sosial dan video pendek TikTok, telah
membuka peluang baru untuk interaksi langsung dengan konsumen. Pada tahun
2020, pengguna internet Indonesia meningkat tajam, dengan pengguna email mencapai 171 juta. Meskipun video pendek TikTok awalnya dihadang larangan pemerintah, kini telah menjadi tren yang digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Selama pandemi Covid-19, penggunaan TikTok meningkat karena
banyak orang mencari hiburan dan mengekspresikan kreativitas. Generasi muda di Indonesia populer menggunakan video pendek TikTok untuk berkreasi dan kegiatan bisnis. Video pendek TikTok juga menjadi alat pemasaran digital yang efektif dengan lebih dari miliaran pengguna aktif bulanan di seluruh dunia. Kekuatan algoritma yang canggih juga membantu kesuksesan TikTok dalam menarik perhatian pengguna.

Influencer adalah seseorang yang memiliki jumlah pengikut besar dan pengaruh kuat, seperti selebriti, public figure, dan youtuber, yang perkataannya dapat mempengaruhi orang lain. Mereka digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kesadaran, mengedukasi, dan menarik lebih banyak pengikut serta penjualan. Influencer dibagi menjadi tiga kategori diantaranya Mega Influencer
seperti Agnes Monica dan Raffi Ahmad, Macro Influencer seperti Alexander Thian dan Ryan Adriandhy, dan Micro Influencer yang sering disebut buzzer, dengan jumlah pengikut antara 1000 hingga 100 ribu orang (Hanindharputri &Putra, 2019). Influencer memiliki tiga tujuan umum yaitu untuk
menginformasikan, membujuk, dan menghibur. Dengan konten yang informatif,
persuasif, dan menghibur, influencer dapat menarik perhatian serta mempengaruhi
perilaku audiens (Sugiharto, dkk, 2018).
Perkembangan teknologi saat ini telah memengaruhi masyarakat secara signifikan, terutama dalam penggunaan perangkat digital dan media sosial yang memudahkan aktivitas seperti pembelian, pembayaran, dan pemasaran. TikTok, sebuah platform media sosial yang populer, menyediakan format video pendek yang kreatif dan mudah diakses. Dengan algoritma canggih, TikTok memudahkan pengguna menemukan konten yang relevan dan menarik, memberikan peluang bagi merek untuk meningkatkan visibilitas dan interaksi dengan audiens. Berbagai fitur seperti "Hashtag Challenges", "Branded Effects", dan "In-Feed Ads"
memberikan opsi bagi perusahaan untuk beriklan dan berinteraksi langsung dengan pengguna. Melalui pemasaran digital, perusahaan dapat distribusi konten
video pendek TikTok yang dapat meningkatkan akses konsumen terhadap produk, berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia (Fitri, dkk, 2024).


Influencer memiliki peran besar dalam mengubah perilaku konsumen untuk pemasaran produk di era digital. Influencer seringkali membangun hubungan yang lebih personal dengan pengikutnya, sehingga rekomendasi mereka terasa lebih tulus. Penelitian menunjukkan influencer dapat mengembangkan strategi pemasaran dan memengaruhi niat membeli konsumen
melalui Word of Mouth positif. Meskipun pengikut bisa terpengaruh, tidak selalu
berdampak pada pembelian produk yang direkomendasikan. Influencer mempengaruhi pengikutnya dengan konten video pendek serta rekomendasi, memicu tren dan percakapan di platform seperti Instagram, YouTube, dan TikTok.
TikTok menjadi platform penting bagi pemasaran influencer dengan basis
pengguna yang besar. Influencer aktif berinteraksi dengan pengikutnya, sehingga menciptakan engagement yang tinggi pada konten yang mereka buat. Pemasaran influencer berpengaruh signifikan, khususnya
dalam belanja online, memungkinkan promosi komunitas, kepercayaan merek, dan bukti sosial. Masa depan pemasaran afiliasi cerah dengan peluang baru seperti
TikTok untuk menjangkau audiens target (Octavia, dkk, 2023). Berdasarkan hal tersebut, pemasaran adalah lini penting dalam bisnis, mulai dari perkenalan brand hingga distribusi produk ke tangan konsumen. Dalam perkembangan zaman, pemasar harus menyesuaikan strategi dengan teknologi digital. Belanja online telah menjadi gaya hidup, dengan pertumbuhan pemasaran global mencapai triliunan dolar. Transaksi online melalui perangkat pribadi meningkatkan pertukaran data. Indonesia berada dalam lima besar pasar penjualan online di Asia. Pola perilaku konsumen modern didasari oleh media sosial, dengan pengguna internet dan media sosial yang terus meningkat. Influencer marketing memainkan peran penting dalam meningkatkan penjualan produk atau brand dengan menggunakan orang berpengaruh sebagai sasaran promosi. Konsumen modern lebih mengandalkan informasi dan review produk di media sosial seperti video pendek di TikTok (Hariyanti & Wirapraja, 2018). Kolaborasi dengan influencer yang memiliki image positif dapat membantu meningkatkan citra brand. Influencer dapat menceritakan kisah yang menarik tentang produk atau jasa, sehingga meninggalkan kesan yang mendalam pada audiens. Salah satu contohnya yaitu media sosial memainkan peran penting dalam
meningkatkan penjualan produk Lippie Serum. Seiring dengan kemajuan teknologi yang pesat, banyak pelaku bisnis menggunakan media sosial sebagai alat pemasaran. Penelitian pada Brand Lippie Serum menunjukkan bahwa TikTok digunakan karena memiliki trending yang kuat dan banyak digunakan masyarakat. Peran influencer juga sangat penting dalam meningkatkan penjualan, seperti produk Lippie Serum yang dipromosikan oleh influencer di TikTok. Influencer membuka produk baru dan memberikan ulasan yang jujur, influencer menunjukkan cara menggunakan produk atau menciptakan konten yang kreatif menggunakan produk tersebut, influencer membuat tantangan yang unik dan mengajak pengikutnya untuk berpartisipasi, influencer memberikan hadiah kepada pengikutnya yang beruntung. Konten tersebut dapat dilihat oleh banyak konsumen, yang dapat meningkatkan kesadaran produk dan penjualan (Dwiyanti & Fitri, 2021). Memanfaatkan kelebihan dengan strategi pemasaran TikTok yang tepat,
bisnis kecil dapat meraih kesuksesan. TikTok mencapai 3 miliar unduhan global pada 2021, yang memberikan peluang besar untuk menjangkau audiens lebih luas.
Interaksi langsung dengan audiens, kesadaran merek, dan prospek yang berpotensi
dapat diperoleh melalui TikTok. Dengan pemasaran kreatif di TikTok, penjualan
dapat meningkat. Memanfaatkan konten pengguna, influencer, dan alat analitik
TikTok adalah kunci keberhasilan. Namun, TikTok mungkin tidak cocok untuk semua bisnis kecil, tergantung pada audiens target dan jenis produk. Meskipun biaya iklan di TikTok mahal, dan terdapat cara untuk membuat video berkualitas dengan anggaran terbatas. Risiko merusak reputasi bisnis dapat terjadi jika aksi di TikTok dianggap tidak sesuai. Tantangan utama bagi bisnis kecil adalah menonjol di tengah keramaian TikTok dengan konten kreatif dan fokus pada cerita menarik (Calvin, 2024).


Dengan demikian, perkembangan teknologi mempengaruhi masyarakat dalam penggunaan media sosial seperti TikTok, yang menyediakan platform untuk promosi merek dan interaksi dengan pengguna. Influencer berperan besar dalam mengubah perilaku konsumen dan memengaruhi niat beli melalui konten video pendek di platform TikTok. Pemasaran influencer sangat berpengaruh dalam belanja online dan memungkinkan promosi merek serta bukti sosial. Pola perilaku
konsumen modern didasari oleh media sosial, dengan Indonesia sebagai salah satu yang memiliki pasar penjualan online terbesar di Asia. Penggunaan media sosial dan influencer dalam pemasaran produk, seperti Lippie Serum, telah terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran dan penjualan. Dengan memilih influencer yang tepat dan merancang strategi yang relevan, brand dapat mencapai hasil yang maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun