Mohon tunggu...
Mutia Fahma
Mutia Fahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati

.

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Menyemai Harapan di Panti Asuhan: Cerita dari Proyek Kemanusiaan

3 Januari 2025   17:00 Diperbarui: 3 Januari 2025   16:55 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi


Pada bulan Juli 2024 lalu, saya memutuskan untuk melaksanakan proyek kemanusiaan di Panti Asuhan sebagai bagian dari tugas PPL. Sebagai mahasiswa Sastra Inggris, kegiatan ini menjadi salah satu langkah kecilku untuk memberi makna pada kehadiran orang lain di tengah keterbatasan yang saya alami.

Sebenarnya saya tidak sendiri, bersama 2 temanku yang sama-sama menjalani proyek kemanusiaan di panti asuhan, kami menyusun kegiatan sederhana yang sekiranya dapat memberikan manfaat sekaligus kebahagiaan untuk anak-anak di sana. Panti Yatim Ujung Berung dan Panti Asuhan Muhaimin Anwar di Cibiru menjadi panti yang kami putuskan akan kami kunjungi.

Saya mengajak mereka bermain games edukatif, mewarnai bersama, hingga membuat salad buah. Di sela-sela kegiatan, saya juga berbagi cerita dan mendengarkan mimpi-mimpi mereka.

Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika kami bercerita bersama. Ada anak bernama Wahdan, yang dengan selalu asyik menceritakan pengalamannya dengan anak-anak yang lain. Dalam pandangan matanya, saya melihat harapan yang besar, meski kenyataan di sekelilingnya penuh tantangan. Hal ini membuatku semakin tergerak untuk terus mendukung mereka, meski hanya dengan langkah-langkah kecil.

Selain kegiatan di panti, saya juga sempat mengajak anak-anak untuk rekreasi keluar. Kami mengunjungi Summarecon Mall Bandung, yang niat awalnya untuk bermain sepeda bersama, tapi kami datang terlalu sore dan layanan sepedanya sudah tidak tersedia. Jadi, kami memutuskan untuk duduk bersantai area Sawarga Courtyard, Summarecon Mall Bandung.
Di sana, anak-anak bermain berlarian dan ini menjadi kali pertama saya melihat mereka tertawa lepas tanpa beban, dan menjadi bagian kebahagiaan saya yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Namun, perjalanan ini tidak selalu mudah. Biaya menjadi salah satu kendala terbesar, karena proyek ini saya lakukan tanpa mengikuti organisasi apapun. Saya harus cermat mengatur pengeluaran agar tetap bisa menjalankan program yang bermanfaat. Meski begitu, semangat anak-anak membuat semua tantangan terasa ringan.

Pengalaman ini mengajarkanku bahwa berbagi tidak selalu harus tentang materi. Waktu, perhatian, dan kasih sayang sederhana pun bisa memberi dampak besar bagi orang lain. Saya pun merasa bahwa saya belajar banyak dari mereka tentang ketulusan, kebahagiaan sederhana, dan semangat menghadapi hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun