Mohon tunggu...
Mutia Damai Dayanti
Mutia Damai Dayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa-Mahasiswi

Saya seorang mahasiswi jurusan Geografi di Falkutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi dan tantangan Pengembangan Lahan Basah di Kecamatan Kertak Hanyar untuk Ekonomi Berkelanjutan

8 Oktober 2024   13:58 Diperbarui: 8 Oktober 2024   14:14 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Mutia Damai Dayanti

NIM : 2410416320015

Kelas : C

Dosen Pengampu : Dr.Rosalina Kumalawati,S.Si,M.Si.

Program Studi : S1 Geografi

Mata Kuliah :Pengantar Lingkungan Lahan Basah

PTN : Universitas Lambung Mangkurat

Kecamatan Kertak Hanyar, yang terletak di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dikenal dengan ekosistem lahan basah yang cukup luas dan kaya. Wilayah ini menyimpan potensi yang besar untuk dikembangkan secara ekonomi, baik melalui sektor pertanian, perikanan, maupun pariwisata. Namun, berbagai tantangan seperti keterbatasan modal, kurangnya teknologi, dan permasalahan lingkungan seperti banjir, membuat pengembangan lahan basah di daerah ini masih berjalan lambat. Berdasarkan Hasil Kuesioner yang di lakukan terhadap 8 responden dari berbagai latar belakang di Kec. Kertak Hanyar, artikel ini akan mengulas bagaimana masyarakat setempat memahami potensi lahan basah, memanfaatkan sumber daya yang ada, serta tantangan yang mereka hadapi dalam pengembangan ekonomi berkelanjutan di wilayah ini.

Pemahaman Masyarakat terhadap Pentingnya Lahan Basah

Survei ini menunjukkan bahwa mayoritas responden (75%) memahami pentingnya lahan basah dalam menjaga ekosistem. Merekapun mengakui peran lahan basah sebagai penyimpan air, habitat satwa liar, dan lahan pertanian subur. Respon yang lain, meskipun tidak secara langsung dalam pemanfaatan lahan basah, juga memiliki kesadaran tentang pentingnya melestarikan lahan basah untuk keberlanjutan lingkungan. Sebagai contoh, Ibu Siti ialah seorang petani yang berusia 43 tahun, Dimana beliau menjelaskan bahwa lahan basah di daerah ini tidak hanya penting bagi sektor pertanian, tetapi juga sebagai penyimpanan air yang membantu mencegah banjir di musim hujan.

Fungsi utama lahan basah yang paling banyak diakui oleh masyarakat sekitar adalah sebagai penyimpanan air dan sebagai lahan pertanian. Beberapa responden, seperti Bapak Ahmad, pak Rahman, melihat lahan basah sebagai area yang sangat berharga untuk mendukung pertanian lokal,terutama budidaya padi. Sementara itu, ada seorang pedagang yang bernama Ibu Desi, yang berusia sekitar 48 tahun, menyiroti potensi lahan basag untuk kegiatan parawisata ekologi yang dapat mengangkat perekonomian lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun