Mohon tunggu...
Eva Mutiah
Eva Mutiah Mohon Tunggu... Musisi - Prsenter, singer and content creator

sangat menyukai hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bebas Stunting dengan Isi Piringku

14 Mei 2023   19:30 Diperbarui: 14 Mei 2023   19:37 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kementerian Kesehatan RI 2022

 oleh: Eva Muti'ah

Makanan adalah sumber energi setiap manusia, di setiap gram makanan mengandung zat yang mampu memenuhi kebutuhan untuk membantu tumbuh kembang tubuh. Konsumsi makanan bergizi sangat diperlukan terutama untuk perkembangan pada 1000 hari pertama kehidupan agar terbebas dari stunting. Stunting diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis yang terjadi dalam waktu yang cukup lama, sehingga menghambat tumbuh kembang anak. Makanan yang dikonsumispun tidak perlu mahal, namun yang memiliki nilai gizi tinggi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh.

Makanan pokok masyarakat Indonesia adalah nasi, banyak yang beranggapan dengan mengkonsumsi nasi dalam jumlah banyak maka telah memenuhi gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Padahal makanan yang memiliki gizi seimbang adalah makanan dengan takaran atau porsi yang lengkap, didalamnya terdapat karbohidrat, vitamin dan protein. Karbohidrat bisa didapatkan dari nasi sebagai sumber energi tubuh, kemudian vitamin bisa didapatkan dari buah-buahan dan sayuran hijau, selanjutnya protein bisa didapatkan dari ikan, daging dan juga telur.

Kurangnya pengetahuan msyarakat terhadap pentingnya mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang mengakibatkan banyaknya balita, remaja dan ibu hamil mengalami kekurangan gizi kronis, hal ini memicu peningkatan resiko stunting. Bahaya stunting bukan hal yang bisa disepelekan. Selain terhentinya perkembangan fisik balita, perkembangan otaknya pun tidak sempurna sehingga mengakibatkan daya tangkap otaknya menurun, hal ini sangat buruk untuk perkembangan generasi berikutnya.

Melalui data survey status gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 24,4%. Ini merupakan angka yang masih cukup besar, namun bukan hal yang mustahil bisa diturunkan sampai angka yang lebih kecil. Tinggal bagaimana peran aktif masyarakat dalam mensukseskan program bebas stunting dan percepatan penurunan stunting di Indonesia, salah satunya dengan cara menerapkan pola hidup sehat dan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

Siapa saja yang perlu diwaspadai yang beresiko stunting, pertama, remaja yang mengalami anemia atau kekuranagn zat besi, remaja pada umumnya sering mengalami anemia karena pola makan yang kurang sehat, konsumis makanan sehari-hari yang tidak baik bagi kesehatannya. Kedua, calon pengantin, calon pengantin memiliki resiko stunting apabila usianya masih terlalu muda, memiliki lingkar lengan dibawah 23,5 dan merupakan perokok aktif/pasif. 

Ketiga ibu hamil, ibu hamil beresiko stunting ketika lingkar lengan dibawah 23,5, jarak kehamilan terlalu dekat dibawah 1 tahun, terlalu muda dibawah 20 tahun dan terlalu tua di atas 35 tahun. Baduta (bayi dua tahun) dan balita (bayi lima tahun), ketika balita dan baduta sudah mengalami kekuranagn gizi saat berada dalam kandungan maka resiko stunting pada baduta akan lebih besar, tetapi stunting juga bisa terjadi pada balita artinya kekuranagn gizi justru terjadi pada saat bayi berumur 6 bulan tidak mendapatkan makanan bergizi seimbang mengakibatkan kekurangan gizi kronis.

Apa yang perlu dilakukan ketika remaja, calon pengantin , ibu hamil dan balita terdeteksi stunting, tentu harus segera diperiksa dipusat kesehatan untuk mendapatkan informasi seputar pendampingan stunting. Selain pemeriksaan kesehatan ada hal lain yang bisa membantu pencegahan stunting dan penanggulangan stunting yaitu dengan perbaikan gizi melalui asupan makanan tambahan dan makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari.penerapan pola makan yang sehat perlu dilakukan oleh setiap orang sehingga kebutuhan gizi tubuh dapat terpenuhi.

Seiring perkembagan ilmu pengetahuan saat ini masyarakat bisa mendapatkan informasi pemenuhan gizi seimbang melalui "Isi Piringku". Ini merupakan pedoman makanan sehat dalam satu kali porsi makan, melalui Isi Piringku masyarakat dapat mengetahui makanan apa saja yang dapat dikonsumsi sehingga kebutuhan gizi tubuh terpenuhi. Dalam isi piringku diatur takaran porsi makan yang dibutuhkan tubuh yaitu: 150gr Karbohidrat (Nasi), 75gr ikan, 1 butir telur, 150gr sayur dan 150 gr buah-buahan.

Siapakah yang perlu memahami dan mengaplikasikan isi piringku? Tentu saja semua kalangan baik remaja, orang tua, ibu hamil dan kepala keluarga. Pola makan sehat yang diatur di isi piringku perlu segera disosialisasikan terutama pada remaja dan ibu hamil. 

Remaja sering kali mengalami anemia karena kekurangan zat besi, sementara ibu hamil harus memenuhi gizi dirinya dan bayi yang ada dalam kandungan, sehingga ibu dan anak sehat dan gizinya terpenuhi. 1000 hari pertama kehidupan anak dimulai dari dalam kandungan ibu nya, kekurangan gizi saat kehamilan memicu terjadinya resiko stunting untuk itu perlu difokuskan dalam mengaplikasikan isi piringku untuk ibu hamil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun