Mohon tunggu...
Mutia Arrisha
Mutia Arrisha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Yuk Optimalkan Hubungan Keluarga dengan Memahami Tahapan Perkembangan Keluarga!

30 April 2021   11:45 Diperbarui: 30 April 2021   11:46 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang berkaitan erat dengan optimalisasi dan pengembangan individu dalam unit keluarga tersebut. Untuk mencapai hubungan optimal yang mengarahkan pada tercapainya keluarga sakinah dan sejahtera, kita perlu mengetahui pengetahuan dasar tentang tahap perkembangan keluarga, serta dinamika pada perjalanan kehidupan keluarga. Bagaimana sih suatu keluarga akan berkembang? Layaknya individu yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan, suatu keluarga juga mengalami tahapan-tahapan yang menunjukkan berkembangnya suatu keluarga. Terdapat beberapa tahapan perkembangan keluarga, yaitu:

The Marriage Couple

Membangun keluarga dimulai sejak memilih pasangan! Pasangan yang baru menikah akan meninggalkan keluarga masing-masing dan membentuk keluarga baru. Suami dan istri yang membentuk keluarga baru perlu mempersiapkan kehidupan baru karena keduanya membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-sehari dalam kehidupan keluarga. Adapun persiapan dalam memasuki tahap ini sebaiknya dimulai pada saat pra-pernikahan. Menjamin kesiapan menikah akan sangat membantu proses pembentukan keluarga sejahtera. Pada tahap ini keluarga baru perlu memfokuskan pernikahan pada beberapa hal:

  • Membangun hubungan perkawinan yang saling memuaskan. Penyesuaian peran antara suami dan istri, membangun hubungan komunikasi, kepercayaan, dan keterbukaan;
  • Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pernikahan adalah menggabungkan dua keluarga besar. Ketika pasangan memutuskan untuk hidup secara mandiri, pasangan perlu menjaga hubungan;
  • Keluarga berencana (menentukan rencana dan waktu menjadi orangtua). Penentuan waktu untuk hamil, memiliki anak ataupun tidak merupakan suatu keputusan keluarga yang penting. Keluarga berencana perlu diinformasikan secara efektif agar tidak menimbulkan permasalahan moralitas ibu dan anak, penelantaran anak, kesehatan keluarga, dan masalah perkembangan anak.

Childbearing Family atau Keluarga Dengan Kelahiran Anak Pertama

Kelahiran bayi pertama memberi perubahan besar dalam keluarga, khususnya pada peran suami istri yang sudah menjadi ayah dan ibu. Beberapa bentuk tugas keluarga yang harus dilalui yaitu mempersiapkan diri menjadi orangtua, adaptasi dengan perubahan peran dan tanggung jawab, serta tetap mempertahankan hubungan harmonis dengan pasangan. Bayi akan tumbuh pesat pada tahun-tahun awal pertumbuhannya. Orangtua harus merawat sebaik-baiknya dengan cara menyediakan gizi yang cukup, merangsang pertumbuhan, berkomunikasi dengan sentuhan dan kontak percakapan. Perubahan-perubahan peran dan adaptasi terhadap tanggung jawab orangtua yang baru biasanya lebih cepat dipelajari oleh seorang isteri daripada suami.

Preschool-aged children atau Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah

Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 2 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga mungkin sudah terdiri dari tiga hingga lima orang, dengan posisi suami/ayah, istri/ibu, anak laki-laki/saudara, anak perempuan/saudari. Kondisi keluarga pada tahap ini menjadi lebih majemuk dan berbeda (Duvall dan Miller, 1985). Adapun tugas-tugas perkembangan keluarga yang harus dijalankan yaitu :

  • Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti tempat tinggal, rumah, ruang bermain, privasi, rasa aman.
  • Membagi waktu dengan diri sendiri, pasangan, dan anak, serta pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
  • Membantu anak untuk bersosialisasi, kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak.
  • Orangtua perlu beradaptasi dengan anak yang baru lahir, dan tetap menjamin terpenuhinya kebutuhan anak yang lainnya.
  • Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam keluarga maupun dengan masyarakat.

School-Aged Children atau Keluarga Dengan Anak Bersekolah

Tahun-tahun pada masa ini merupakan tahun-tahun yang sibuk. Kini, anak-anak mempunyai keinginan dan kegiatan masing-masing disamping kegiatan-kegiatan wajib dari sekolah dan dalam kesehariannya. Kemudian, orangtua pun memiliki kegiatan-kegiatannya sendiri. Pada tahapan ini, orangtua harus belajar untuk melepaskan anak untuk melakukan kegiatan di luar rumah. Lama-kelamaan hubungan dengan teman sebaya dan kegiatan-kegiatan di luar rumah akan memainkan peranan yang lebih besar dalam kehidupan anak usia sekolah tersebut. Beberapa tugas perkembangan keluarga yang harus dilakukan yaitu membantu anak bersosialisasi dengan tetangga, sekolah dan lingkungan. Selanjutnya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan/mempertahankan keintiman pasangan, memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

Teenage Children  atau Keluarga Dengan Anak Remaja

Tahap perkembangan keluarga dengan anak berusia remaja menjadi salah satu tahapan yang paling berdinamika, disebabkan oleh konflik yang sangat mungkin terjadi. Anak remaja akan memiliki isu-isu yang berkaitan dengan perubahan kognitif, pembentukan identitas, pertumbuhan biologis, serta konflik-konflik yang disebabkan pengaruh perkembangan yang terjadi secara individualnya. Untuk itu, tugas-tugas dalam keluarga akan berfokus pada menyeimbangkan antara memberikan kebebasan dan tanggung jawab pada anak. Orangtua harus mengubah hubungan mereka dengan remaja secara bertahap, dari hubungan ketergantungan yang dibentuk sebelumnya ke arah hubungan yang semakin mandiri. Tugas orangtua selama tahapan ini adalah menerima penolakan yang terjadi tanpa meninggalkan anak (Friedman, 1957). Disisi lain, orangtua juga perlu memfokuskan kembali hubungan pernikahan setelah lama terikat dalam tanggung jawab sebagai orangtua yang mengasuh anak usia kanak-kanak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun