Matematika ? Ya, Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang terorganisir secara sistematik, dan terkenal dengan hitung-hitungannya mulai dari yang paling mudah hingga yang paling rumit. Matematika mempunyai peranan yang sangat penting bagi dunia pendidikan kita. Hal ini dapat dilihat dari mata pelajaran matematika yang pasti dipelajari atau diajarkan kepada siswa-siswa kita mulai dari tingkat pendidikan paling dasar seperti Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD), hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan sampai tingkat Universitas. Tak ketinggalan siswa-siswa Pendididikan Anak Usia Dini (PAUD) pun sudah dikenalkan dengan angka-angka yang notabene sebagai simbol dasar dalam matematika.
Padang (07/07). Siapa yang tak kenalLantas kenapa Matematika di hadirkan di setiap jenjang pendidikan tersebut ? Ya, karena Matematika berperan membimbing dan melatih siswa untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mengasah kemampuan bekerja sama siswa untuk memecahkan suatu persoalan dengan baik dan benar. Tak ayal, ketika menemukan persoalan matematika yang rumit seringkali juga melatih kesabaran siswa kita dalam memecahkannya. Berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dengan perhitungan matematika, seperti yang paling mudah kita temukan adalah saat transaksi jual beli, perhitungan untung rugi, perhitungan jam efektif, perhitungan waktu, perhitungan umur, pembuatan bangunan, pakaian dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dan adakah hambatan-hambatan dalam mempelajari mataematika itu sendiri? Tentu ada. Pembelajaran matematika khususnya dalam pelajaran berhitung tidak selamanya berjalan mulus. Apalagi adanya anggapan siswa bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran paling sulit dan tidak disukai oleh sebagian besar siswa (Umam, 2019). Kegiatan pembelajaran yang dilakukan hanya menjelaskan dan tidak melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran matamatika akan membuat siswa merasa bosan dan jenuh dalam memahami pelajaran. Akhirnya nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan dan harus diperoleh oleh siswa tidak dapat dicapai secara maksimal. Oleh karena itu perlu adanya strategi untuk mengatasi masalah tersebut (Ratna Widya, Fadillah, 2019).
Persoalan metematika yang sering dihadapi siswa adalah seringkali siswa kurang terampil mengoperasikan aritmatika yang merupakan operasi perhitungan sederhana yang berlaku pada bilangan yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian (KaBaTaKu). Operasi-operasi pada bilangan ini sudah mulai diajarkan di jenjang SD mulai kelas satu.Walaupun mereka mampu, kebanyakan dari mereka kurang cepat dan tepat untuk membantu persoalan mengalikan angka (Mumbaasithoh, 2021). Oleh karena itu, muncul berbagai macam metode dan teknik untuk mempermudah menguasai materi tersebut. Salah satunya metode Jarimatika.
Menjawab persoalan tadi diatas, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang berusaha untuk memberikan solusi berupa sosialisasi dan edukasi serta pelatihan bagi para siswa SD terkait dengan pengetahuan dasar berhitung dengan menggunakan Metode Jarimatika.
Metode Jarimatika merupakan metode yang sangat populer saat ini dikarenakan metode ini dalam menyelesaikan soal bertihung KaBaTaKu memanfaatkan media jari tangan, dan penggunaan metode ini pun juga mudah diingat apabila sering digunakan. Dengan metode jarimatika para siswa akan belajar berhitung dengan mudah, asik, dan menyenangkan. Siswa tidak perlu bawa kalkulator lagi saat ulangan atau ujian, cukup dengan jari-jari tangan mereka sendiri.
Tim Pengabdian yang di prakarsai oleh tiga orang dosen muda UPI YPTK Padang bernama Mutia Seplinda, Harmelia, dan Yonna Anggayu Putri memberikan Sosialisasi dan Edukasi tentang penggunaan Metode "Jarimatika" dalam Berhitung Cepat dan Tepat Bagi Siswa  kelas 5 SD Negeri 09 Bandar Buat Kota Padang . Kegiatan berlangsung secara offline pada bulan Juni lalu yang bertujuan untuk menumbuhkan minat dan ketertarikan siswa terhadap matematika terutama pada perhitungan perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan yang mudah dan cepat tepat dengan menggunakan jari-tangan mereka sendiri.
Para siswa terlihat sangat antusias dan bersemangat sekali ketika diajarkan metode berhitung jarimatika tersebut, karena saat siswa menggerakkan jari-jari tangan mereka sambil melakukan perhitungan itu siswa merasa seperti sedang bermain sambil belajar dan terasa sangat mengasikkan serta menyenangkan tentunya bagi mereka. Dan metode menghitung menggunakan jari yang diajarkan, ternyata memudahkan mereka dalam menemukan hasil perhitungan yang cepat dan juga tepat. Tentu hal tersebut melunturkan anggapan bahwa matematika itu sulit dan menakutkan bagi mereka. Keseruan lainnya ditambah dengan adanya banyak doorprise yang dibagikan kepada para siswa yang menjawab dengan benar soal yang diberikan selama kegiatan berlangsung, dan karenanya para siswa tersebut saling berlomba-lomba untuk mendapatkan doorprisenya. Para siswa menjadi ketagihan untuk mempelajari jarimatika lebih jauh dan lebih ingin menerapkannya dalam soal-soal lain yang diberikan.
Tim dosen juga sempat membagikan soal tes perhitungan matematika setelah edukasi dan pelatihan jarimatika usai, dengan perolehan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan tes sesaat sebelum edukasi dan pelatihan ini diberikan. Dapat dilihat bahwa metode jarimatika ini memang sangat efektif dan efisien untuk diajarkan kepada siswa kita di Sekolah Dasar. Dengan diadakannya pengabdian ini, diharapkan bisa bermanfaat untuk para siswa kedepannya dan agar tidak takut lagi akan hitung-hitungan matematika yang sulit asal menemukan metode yang tepat dan semoga menjadi referensi tambahan bagi sekolah untuk dapat diajarkan juga bagi siswa tingkatan kelas lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H