Masalahnya disamping syetan jenis jin ini tidak tampak, manusia sering rancu dengan sumber godaan. Apakah itu dari syetan dari bangsa jin atau dari nafsu manusia sendiri?
Bagaimana cara membedakannya?
Dalam kitab al Minahu as Saniyah dijelaskan yang jika dicontohkan dengan kondisi sekarang kurang lebih seperti ini.
Ketika kita ingin sekali membeli barang A, kita mencoba menahan diri karena sedang berhemat. Tapi kemudian keinginan membeli itu datang lagi dan lagi sampai-sampai terbawa mimpi. Inilah hawa nafsu.
Tapi ketika kita ingin membeli barang A di toko XYZ kemudian kita berpikir ulang dan  nggak jadi beli karena barang tersebut kurang manfaat. Tapi kemudian timbul keinginan (bisikan) lagi agar membeli barang lain saja di toko tsb misalnya. Inilah godaan syetan. Karena bagi syetan yang penting bukan barangnya terbeli tapi target utamanya adalah habisnya uang kita pada hal yang kurang manfaat.
Kalau syetan dari manusia yang (mungkin) mengganggu kita dengan lisan maupun dengan tangannya. Maka Al Qur'an mengingatkan kita dalam QS. Al A'raf :199
Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. (Al-A'raf: 199)
Pada intinya kita diminta bersabar dan tetap bersikap baik ketika menghadapi syetan dari jenis manusia. Dan tentu saja disertai doa untuk meminta perlindungan pada Allah.Â
Samarinda, Selasa 08 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H