Mohon tunggu...
Mutholibin ulum
Mutholibin ulum Mohon Tunggu... -

Pejuang Tangguh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masalah yang Dihadapi Bangsa

3 Februari 2015   04:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:55 4754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masalah yang di Hadapi Bangsa

Isu-isu stretegis pendidikan karakter menyangkut keterkaitan dengan kebutuhan untuk membentuk karakter anak didik dan generasi sesuai dengan upaya untuk menjawab kontradiksi-kontradiksi dan masalah-masalah kemanusian yang mendominasi suatu masyarakat. Untuk masyarakat Indonesia, pembangunan karakter juga harus ditekankan pada upaya untuk mengatasi masalah yang belakangan ini sering berkembang.

Beberapa masalah yang dihadapi oleh bangsa ini antara lain sebagai berikut:

üKemiskinan dan keterbelakangan, suatu kondisi yang menyebabkan negara kita tertinggal jauh dengan negara lain: yang membuat generasi kita menggangur, kurang pendidikan, dan situasi itu juga yang menyebabkan rusaknya moral dan krisis eksitensi diri. Kuranganya pendidikan dan kemiskinan berakibat pada tingkat tidak munculnya generasi muda yang tidak produktif dan kreatif.

üKonflik dan kekerasan atas nama klaim kebenaran palsu dan sempit yang menyebakan sentimen antar kelompok meningkat. Dalam situasi ini, masyarakat kita merespons dan menangapi perbedaan pendapat dan perbedaan kayakinan dengan cara yang salah. Konflik bernuansa (penafsiran) agama, suku, ras dan perbedaan pendapat semakin meluas. Ini merupakan masalah penting yang harus dihadapi jika kita ingin menegaskan eksistensi bangsa yang bercirikan penghormtan akan keberagaman (multikulturalitas dan pluralitas). Budaya kekerasan juga masih sering terjadi di lingkungan pendidikan. Guru masih sering melakukan kekerasan fisik, juga banyak kekerasan psikologis dan emosional, antara pelajar juga terjadi tawuran antar pelajar yang lain. Kekerasan di masyarakat menular pada kekerasan dalam dunia pendidikan.

üDominasi budya membodohi akibat pengaruh tanyangan media (terutama budaya tonton melalui TV) yang pengaruhnya dalam masyarakat luar biasa. Budaya nonton ini membuat orang mudah terpengaruh pada “gebyar” kesemarakan yang dicitrakan media yang membuat penonton (khalayak masyarakat) hanya bisa pasif dalam kebudayaan, kebiasaan yang membentuk karakter pasif, bisu, dan mematikan naluri kreatifitas sertab kemandirian berfikir.

üAdanya korupsi yang meluas dan masih menggrogoti bangsa ini, yang hingga saat ini sulit diberantas. Korupsi jelas merupakan gejala paling nyata dari gagalnya pembangunan karakter bangsa, merupakan produk dari hubungan sosial yang kontradiktif. Korupsi membuat bangsa tidak maju, menyebabkan rakyat tetap miskin, dan sekaligus menunjukan karakter parasit adalah cermin bangsa yang karakternya rusak, yang kalau dibiarkan akan membuat bangsa hancur, bisa hancur secara cepat atau berlahan-lahan.

üKerusakan lingkungan alam akibat gejala alam maupun akibat ulah kerusakan alam adlah fenomena yang membutuhkan perhatian dalam kaitannya pembangunan karakter manusia, kerusakan alam disebabkan karater yang salah, yang tak menghormati lingkungan, dan mungkin juga dibiaskan oleh karakter manusioa yang terbenbentuk.

üKetertimpangan dan penindasan yang bernuansa gender atau terpinggirnya kaum perempuan. Bangsa yang maju selalu menuntut kaum perempuannya yang produktif, kreatif, dan berperan maju setara dengan laki-laki. Masalah yang ada di Indonesia adalah tatanan budaya patriakal yang menempatkan kaum perempuan pada posisi yang melemahkan. Bahkan, dalam pendidikan pun perempuanideologis masih terdiskriminasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun