Mohon tunggu...
Dodi Muthofar Hadi
Dodi Muthofar Hadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Manjadda Wajadda

"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu tulisan bisa menembus puluhan bahkan ribuan kepala"

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perjalanan Kembali Kepada NKRI (1)

12 Februari 2014   08:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:55 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1392168734400292420

Saya akan memulai kisah ini dengan perjalanan bergabung dengan partai HANURA pada bulan April 2013 tanggal 2 hari Selasa, sebagai penanda tanggal lahir saya yaitu tanggal 2 April 1979 hari Senin.

Pada saat itu saya memberanikan diri datang ke kantor cabang Hanura Kabupaten Bantul. Dimana sebelum saya menemukan kantor cabang HANURA saya sudah mendaftar sebagai caleg ke salah satu partai namun partai tersebut tidak lolos verifikasi. Partai tersebut adalah PKPB yang berkantor di Piyungan Bantul. Saya daftar caleg ke PKPB via phone setelah membaca iklan penerimaan pendaftaran caleg dari partai tersebut.

Di kantor cabang HANURA saya bertemu langsung dengan mas Yon (Haryono) selaku ketua DPC. Saya utarakan niat baik saya untuk mendaftar caleg HANURA, dan saya kisahkan sedikit pengalaman saya sebagai Ketua BEM FMIPA UNS, dan anggota Dewan Mahasiswa UNS. Tidak lupa saya beritahukan juga bahwa saat kuliah saya juga bergabung dengan lembagaekstrakampus KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dan pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum KAMMI Komisariat Al Badar UNS.

Saya juga kemukakan bahwa setelah lulus kuliah tahun 2004 (sebelum wisuda) saya kembali ke Bantul dan mendapat tamu dariDPC PKS Kecamatan Jetis Mas Mustofa yang saat itu Sekretaris DPC, bahwa saya diajak untuk menjadi caleg PKS untuk DPRD II Bantul. Namun pada saat itu saya menolaknya, dan saya lebih memilih mendaftar sebagai anggota KPUD DIY (KPU Propinsi) meskipun hanya sampai tes wawancara 1. Sebenarnya pada saatwawancara 1ada pertanyaanyang sampai sekarang masih saya ingat yang tidak ada hubunganya dengan tugas-tugas sebagai anggota KPU.

Salah satu dari tim seleksi bertanya kepada saya “Apakah Anda berkeinginan menjadi Presiden?” karena pertanyaannya tidak ada hubungannya dengan tugas KPU saya tidak langsung menjawabnya, namun balik bertanya “Kenapa saya mesti menjawab hal itu padahal itu tidak ada hubungannya dengan tugas saya nanti sebagai anggota KPU?” namun tim seleksi terus kembali menanyakannya pertanyaan itu, “Apakah Anda Ingin Menjadi Presiden?, Anda tinggal menjawab Ya atau Tidak!”

Akhirnya dengan berat hati saya menjawab “Pada saat SD kami disuruh maju ke depan dan mengungkapkan cita-citakami, pada saat itu saya berbicara di depan kelas dan mengatakan Saya Bercita-cita Menjadi Presiden, namun sebelum duduk saya ralat lagi bahwa Saya Ingin Menjadi Astronot” terus ditanya cita-citamu yang mana sama bu guru saya jawab Astronot (tapi saat temen2ku bertanya apa cita-citaku aku jawab “dua-duanya”).Saya melanjutkan menjawab pertanyaan tim seleksi “jadi jawaban saya iya”. Kemudian selesailah semua pertanyaan dan saya dipersilahkan untuk keluar dan dilarang membocorkan pertanyaan kepada siapapun.

Bersambung ....selanjutnya


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun