BISA VS BOLEH
Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa komunikasi untuk WNI, mekipun diantara WNI sudah ada yang memiliki bahasa Ibu, baik itu bahasa daerah maupun bahasa internasional (keturunan Indo).
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pilihan, yaitu plihan dari bahasa Malaka dan semakin bertambah dengan banyaknya bahasa-bahasa serapan. Dalam arti bahasa, bahasa Indonesia tidak beda dengan bahasa yang lain yaitu sebagai alat komunikasi.
Bahasa dapat sebagai alat komunikasi untuk berbuat baik, dan bahasa dapat digunakan sebagai alat komunikasi untuk berbuat jahat.
Manusia menggunakan bahasa sesuai dengan kebutuhannya berkomunikasi, karena dalam diamnyapun, manusia dengan manusia bisa berkomunikasi. Sehingga manusia mengenal bahasa verbal dan bahasa non verbal. Bahasa verbal adalah bahasa yang diucapkan oleh mulut manusia, sedangkan bahasa non verbal adalah bahasa yang di luar bahasa yang diucapkan manusia, seperti gerak tangan.
Makna Kata Bisa
Bahasa Indonesia cukup miskin dalam memiliki kata, sehingga masih terus menerima bahasa serapan dari bahasa asing, maupun bahasa daerah. Selain cukup miskin bahasa Indonesia juga terlalu banyak memiliki sinonim, atau ideom dalam kosa kata bahasa. Sinonim adalah dua kata yang memiliki arti sama namun kosa katanya pengucapannya berbeda. Sedangkan ideom adalah kata yang pengucapannya sama namun artinya berbeda.
Kata BISA memiliki dua arti atau makna dalam bahasa Indonesia:
1. Bisa bermakna racun
Contoh Kalimatnya:
Kata-kata yang diucapkannya itu bisa, sehingga membuat orang menjadi keracunan.
2. Bisa bermakna Dapat/Mampu
Contoh Kalimatnya:
Orang itu bisa membuat orang lain mendengarkannya.
Manusia dapat membedakan kata-kata tersebut dengan penguasaan kosa kata yang sudah dimilikinya, sehingga semakin sedikit kosa katanya maka akan menghambat dalam memaknai sebuah kalimat.
BISA dalam arti mampu berbeda dalam pandangan hukum, bisa adalah sebuah sikap atau apresiasi atau bahkan sebuah tujuan atau angan-angan. Bebeda dengan kata BOLEH, maka makna kata ini adalah sebuah sifat, yang semua manusia dapat menjalankannya.
Sebagai contoh:
Manusia boleh bercita-cita dan berusaha mewujudkan cita-citanya namun harus dengan cara yang baik.
Manusia bisa bercita-cita dan berusaha mewujudkan cita-citanya namun harus dengan cara yang baik.
Kamu Bisa
Kalimat “kamu bisa” adalah kalimat yang tidak bermakna, karena kalimat ini hanya terdiri dari dua suku kata, dan frase ini dalam bahasa Indonesia tidak dikenal.
Kalimat ini akan bermakna di saat menggunakan tanda baca, misal: Kamu Bisa? Maka kalimat ini bermakna sebuah pertanyaan bahwa manusia bertanya kepada seseorang apakah orang tersebut bisa?
Namun kalimat itu masih dapat menjadi rancu karena dua makna kata BISA dapat dimasukkan dalam kalimat tersebut.
Sehingga ada makna lain yaitu pertanyaan itu menjadi apakah kamu racun?
Contoh:
1. Kamu Bisa bermakna Kamu Racun.
2. Kamu Bisa bermakna Kamu Mampu
Kalimat motivasi yang tidak lengkap akan menjadikan yang diberi motivasi tidak termotivasi.
Padahal dalam tataran hukum, kata motivasi bisa adalah racun, karena manusia ini adalah lemah, hanya Allah swt yang bisa.
Sehingga adalah sebuah kesombongan di saat manusia mengatakan untuk dirinya sendiri atau orang lain karena dia BISA, karena dia akan meniadakan Allah swt yang Maha Kuasa atas semuanya termasuk kehendak manusia. Sehingga manusia dianjurkan untuk mengatakan insyaAllah.
Jadi motivasi kamu bisa adalah Racun.
Akan lebih baik dengan kata-kata hukum, seperti :
Kamu Boleh
Halal untuk kamu
Atau kata-kata pencegahannya, seperti:
Kamu Tidak Boleh
Haram untuk kamu
Dan hanya manusia-manusia terpilih yang mampu mengatakannya, yaitu manusia pintar, cerdas, berakal, dan beriman. Sedangkan yang tidak manusia seperti itu maka mereka itu tidak mampu mebedakan boleh atau tidak boleh, halal atau haram.
Bisa adalah sebuah motivasi, dan orang BISA berbuat jahat, karena dasarnya manusia adalah tempatnya salah dan lupa, namun manusia BISA berbuat baik, karena iman kepada Tuhan YME dan Rasul Muhammad saw.
wallahua'lamubishowab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H