Part 1
Sebuah kisah seorang gadis, sebut aja namanya Qurotta Ayun, dipanggilnya Ayun
Ayun, seorang mahasiswi di kampus ternama di Surabaya
Sejak kecil Ayun selalu fokus dengan target hidupnya, yaitu buat orangtuanya bahagia
Ayah Ayun hanya lulusan SD dan profesinya sebagai supir
Ibunya adalah Ibu Rumah Tangga
Ayun selalu diantar jemput ayahnya menggunakan mobil pick up
Tak terbesit rasa malu, bahkan Ayun Bangga dengan kerja keras ayahnyaÂ
Bahkan dia bertekad untuk terus semangat buat mengangkat harkat derajat orangtuanya
Suatu ketika sebelum Ayun diantar ke kampus
Ayah "Nak, Ayah antar letter ucapan duka ke RS dulu. Nutut ?"
Ayun "Iya yah, ga papa Insya Allah masih nutut"
Sesampai di RS, Ayah Ayun angkat letter berisi ucapan duka. Ayah Ayun sendirian
Tiba-tiba Ayun meneteskan air mata saat melihat keringat Ayah bercucuran dan tetap tersenyum
Teringat ucapan Ayah "Semua dikerjakan dengan senang dan niatkan Ibadah Insya Allah terasa ringan"
Mengingat itu, Ayun bergegas turun dari mobil dan memeluk Ayahnya, menggandeng Ayah untuk naik ke mobil menuju kampus
"Ayah tidak capek" tanya Ayun
"Untuk anak, tidak boleh capek Yun. Kudu terus semangaaat. Hidup adalah perjuangan" jelas Ayah dengan semangat
"Makasih banyak ya Yah, Ayah uda baik banget sama Ayun dan Ibu" senyum ayun sumringah sambil cium pipi Ayah.
Sesampai di Kampus, Ayun pamit dan peluk Ayah
Setiap langkah Ayun menuju kelas, Ayun berpikir bahwa Ayun harus fokus belajar dan segera lulus sehingga Ayun segera bisa bantu keluarga
.....
Tahun ketiga Ayun kuliah, Ayun diberi hadiah Ayah sepeda motor. Padahal Ayun ga bisa mengendarai motor
"Ayah yakin Ayun bisa" tegas Ayah
Alhamdulilah seminggu belajar, Ayun bisa mengendarai motor maticnya
Ayun tau, Ayah membelikan motor tersebut dengan cara mencicil selama 2 tahun. DP dari arisan bulan ini.
Tujuan Ayah belikan motor karena Ayun uda semester akhir dan mobilitas tidak hanya rumah ke kampus
Melainkan juga ke lokasi magang dan penelitian.
"Ya Allah begitu besar perjuangan Ayah dan pengorbanan Ayah. Tidak pernah Ayah memikirkan buat bahagia dirinya" renungan Ayun
"Ayun, semoga motor ini buat kamu jadi makin semangat mencari ilmu yang manfaat karena Allah" jelas Ayah
"Terimakasih banyak Ayah" sambil peluk Ayah
Sejak bisa naik motor, Ayun makin semangat bahkan dia sering mencari tambahan kerjaan sehingga bisa bantu memenuhi kebutuhan penelitiannya.
Saat sedang konsul laporan magang, Ayun tiba-tiba bertemu dengan sosok pria yang mungkin ada di mimpinya
Anehnya Ayun sejak kecil, remaja sampai semester akhir tidak pernah memikirkan dunia cinta. Bahkan bisa dibilang dia tidak seperti remaja yang pernah melewati masa pubernya. Suka dengan lawan jenis dan baperan
Tapi entah kenapa dia setelah melihat sosok pria tersebut, dia jadi mikir apakah ini namanya cinta lawan jenis
Gaklah, itu kan mimpi dan kenyataannya dia harus maju terus dan berjuang
Semakin dia ga memikirkan, semakin sosok pria tersebut semakin mendekat
Banyak forum dan kegiatan kampus bertemu dengan dia
Sebut aja namanya Azam. Azam merupakan mahasiswa S2 sekaligus calon dosen lho. Sosok yang terkenal alim, banyak perempuan yang terpesona dengan perilaku dan prestasi dia.
Ayun  tidak pernah terbesit sebelumnya bisa bertemu sosok pria yang persis di mimpinya. Tiba-tiba dari belakang :
Azam menyapa "Assalamualaikum Dek Ayun"
Ayun menoleh "Wassalamualaikum Pak" sambil kaget dia berusaha jawab salam dengan tetap pasang wajah  so cool
"Ayun, yang IPK tertinggi di kelas ya" Tanya Azam
"Tidak Pak, itu kebetulan aja. Tidak penting juga. Yang penting Ayun berusaha belajar maksimal karena Ibadah. Nilai bonus dari Nya"
Tegas Ayun
"Masya Allah, hebat ya dek kamu bisa punya prinsip seperti itu. Sekarang sibuk apa ?" tanya Azam
"Ini lagi magang pak, sekalian cari peluang kerja" jawab Ayun
"Gimana klo ikut riset saya, nanti ada honornya"Â
"Boleh pak? kan saya belum lulus" tanya Ayun penasaran
"Pasti bisa kok nanti ada pelatihannya sebelum ke lapangan" jelas Azam
"Baik Pak, Insya Allah Ayun  akan belajar. Terimakasih"
Tawaran Azam ke Ayun membuat dia jadi galau karena akan semakin mendekati sosok tersebut. Apa ini akan menjadikan zina hati dan mata. Selama ini Ayun selalu menjaga untuk tidak mengalami virus merah jambu.
Sesampai di rumah, dia merenung dan berdoaÂ
Akhirnya dia putuskan untuk menetralisir hatinya dan fokus bahwa tawaran Pak Azam sebagai peluang dia belajar dan itung-itung bisa bantu ekonomi orangtua.
emang susah memanajemen Virus tersebut. Tetapi entah kenapa Ayun sangat mudah. Mungkin karena dia kembali fokus buat orangtua bahagia dan bagaimana caranya supaya tidak ada yang menghambat dia belajar dengan maksimal. Dia tidak rela karena hati kecilnya hanya untuk cinta orangtua bukan orang lain yang baru dia kenal. Prinsipnya dia juga bahwa dia sangat takut dengan Allah. Dia takut jika dia jatuh cinta, dia jadi ga khusyuk sholatnya. Bismillah BISA BISA BISA Ayun. Alhamdulillah Ayun mulai terbiasa tidak menghiraukan rasa tersebut.
Keesokan harinya.....lanjut part 2 ya.....
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H