Mohon tunggu...
Chiaa8513
Chiaa8513 Mohon Tunggu... Freelancer - Hola!

Anything i got from learning, reading, and sometimes hearing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Isu Strategis Kontemporer 2021 part 1 - Latsar Agenda 1

20 Juli 2021   18:23 Diperbarui: 20 Juli 2021   18:26 34875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga Isu Kontemporer yang Sedang Viral

Beberapa hari yang lalu, saya diberi tugas untuk mencari isu kontemporer yang sedang viral belakangan ini. Setelah mencari-cari, isu kontemporer memiliki arti masalah strategis yang sedang berlangsung sekarang dan segala hal yang berkaitan saat ini. 

Beberapa contoh isu-isu kontemporer ialah korupsi, narkoba, terorisme/radikalisme, mass communication, proxy war, dan money laundry. 

Lalu, apa isu kontemporer strategis yang saat ini sedang viral? Viral menurut KBBI memiliki arti menyebar dengan luas dan cepat. Viral juga erat kaitannya dengan sosial media atau internet. 

Oleh karenanya saya mencoba melakukan pencarian memakai Google Trends dan membandingkan beberapa isu kontemporer yang ada.

diakses oleh @Chiaa8513 pada 20 Juli 2021 pukul 12:17
diakses oleh @Chiaa8513 pada 20 Juli 2021 pukul 12:17

Grafik di atas memperlihatkan perbandingan tren yang ditarik setahun kebelakang. Terlihat isu narkoba dan korupsi santer dibicarakan dan disusul oleh isu terorisme. 

Saat mencoba memasukkan semua contoh isu kontemporer, topik mass communication, proxy war, dan money laundry menempati posisi paling bawah sehingga saya menghapusnya dari perbandingan. 

Saat mass communication diubah menjadi isu hoax (yang merupakan salah satu kejahatan komunikasi massa selain cyber crime dan hate speech) grafiknya berubah. Yang semula terorisme berada pada urutan ketiga kini tergeser menjadi urutan keempat. 

Saat rentang waktu pencarian ditarik menjadi lebih pendek yakni tiga bulan, terdapat hal menarik pada grafik. Isu narkoba mencuat sangat tinggi di beberapa waktu tertentu. 

diakses oleh @Chiaa8513 pada 20 Juli 2021 pukul 12:17
diakses oleh @Chiaa8513 pada 20 Juli 2021 pukul 12:17
Dengan melihat grafik di atas, saya berkesimpulan untuk mengambil tiga isu kontemporer yang sedang viral sekarang yaitu korupsi, narkoba, dan hoaks. Tak berhenti di situ, masih memakai Google Trends, terdapat pencairan-pencairan teratas yang berhubungan dengan ketiga isu tersebut.

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Satu Isu Kontemporer yang Krusial/Prioritas untuk Diselesaikan

Proses penetapan isu yang krusial dapat dilakukan memakai alat bantu. Alat bantu tersebut sangat banyak jenisnya tetapi yang akan saya gunakan kali ini adalah teknik tapisan.  Teknik ini memeringkat isu-isu sesuai dengan indikator yang ditentukan.  Salah satu indikator yang sering digunakan dalam teknis tapisan adalah APKL.

Aktual (A) memiliki pengertian bahwa isu yang diangkat memang sedang terjadi dan hangat dibicarakan masyarakat

Problematik (P) artinya isu yang dibahas memiliki permasalahan yang kompleks dan perlu segera dicarikan solusi yang luas dan lengkap (komprehensif).

Kekhalayakan (K) berarti isu yang diangkat menyangkut hajat publik/orang banyak.

Kelayakan (L), isu tersebut patut diberi perhatian dan segera dikerjakan.

Contoh teknik tapisan APKL!


APKLTotalIsu Korupsi13239Isu Narkoba32128Isu Hoax21317

Penjelasan:

Dikarenakan terdapat tiga isu, hanya terdapat tiga ranking dari 1-3 dimana tiga merupakan nilai tertinggi/penting.

Untuk pemberian angka dapat melakukan riset untuk selanjutnya diambil simpulan atas riset tersebut (terdapat kemungkinan subjektivitas yang rendah dalam memberikan nilai setiap isu pada tiap indikator maka perlu didukung dengan data).

Selain isu tapisan APKL, terdapat teknik tapisan lain yang indikator penilaian USG: Urgency, Seriousness, dan Growth.

Urgency, seberapa mendesak isu tersebut dibahas. Isu Narkoba misalnya, dalam infografis P4GN Triwulan IV Tahun 2020 yang diterbitkan oleh BNN, terdapat total 9.182 kasus narkoba dengan 11.818 tersangka. Sedangkan isu hoaks terkait Covid-19 tercatat 1.401 kasus per Maret 2020 dan terdapat 111 penyelidikan dari 477 penindakan kasus korupsi selama tahun 2020 ini. Maka dengan banyaknya kasus yang terjadi, kasus narkoba cukup mendesak untuk segera diselesaikan.

Seriousness, seberapa genting isu itu dibahas apabila melihat akibat yang ditimbulkan. Dalam Laporan Tahunan KPK tahun 2020, KPK mengklaim telah melakukan penyelamatan keuangan negara sebesar Rp593.2 triliun yang didalamnya terdapat Rp593 triliun penyelamatan dari potensi kerugian negara. 

Sedangkan kerugian akibat isu hoax sedikit sulit ddikonversi menjadi materi, hanya saja terdapat hukuman bagi penyebar hoaks yang memang sengaja menyebarkan kabar bohong itu dengan denda maksimal 1 milyar rupiah. Dan untuk narkoba, dalam laporan Indonesia Drugs Report 2020, terdapat barang bukti yang dikumpulkan sepanjang tahun 2019 seperti 17.928.345,79 gram sabu dan 1.537.805,5 tablet ekstasi. Apabila dirupiahkan, nominalnya dapat menyentuh angka 27,58 triliun.

Maka, dari segi penilaian seriosness, korupsi mendapat poin tertinggi, disusul narkoba dan hoax.

Indikator yang terakhir adalah Growth, seberapa besar kemungkinan memburuknya isu apabila tidak segera ditangani. Untuk isu narkoba, terdapat angka prevalensi narkoba. Angka ini berarti seberapa besar proporsi orang yang memakai narkoba dibanding populasi. Menurut Indonesia Drug Report tahun 2020, angka prevalensi pernah pakai narkoba di Indonesia adalah 2,4% yang artinya 240 dari 10.000 penduduk Indonesia yang berumur 15-64 tahun pernah terpapar narkoba.

Lanjut pada isu korupsi, menurut Transparansi Internasional Indonesia, APBN/APBD tergerogoti 30-40% akibat korupsi dan korupsi terjadi 70% pada pengadaan barang dan jasa. Dalam APBN 2018, realisasi belanja barang di tahun 2018 mencapai 321,5T dan 184T untuk belanja modal sehingga potensi kerugian negara akibat korupsi ini masih cukup tinggi.

Terakhir isu hoaks. Penyebaran informasi hoaks lebih cepat dibandingkan berita-berita yang memuat fakta atau suatu kebenaran. Dalam penelitian yang dilakukan MIT, perlu waktu sekitar 10 jam untuk berita hoaks sampai pada 2.500 pengguna twitter dan satu persen dari berita hoaks itu bisa di-retweet hingga 100rb akun. Media penyebaran berita bohong banyak ditemukan di facebook dan whatsapp. Sedangkan di tahun 2019 saja, pengguna facebook mencapai 81% dari 150 juta pengguna internet dan sosial media di Indonesia dan pengguna whatsapp yang mencapai 83%nya.

Maka untuk indikator growth, isu korupsi kembali menempati peringkat pertama, disusul hoaks dan narkoba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun