Michael L. Michael dalam kertas kerjanya yang berjudul "Business Ethics: The Law of Rules" menerangkan bahwa hanya sedikit saja atensi yang diberikan pada bagaimana sifat (bukan substansi) peraturan dapat atau tidaknya memengaruhi pengambilan keputusan etis, terlepas dari maraknya skandal perusahaan baru-baru ini dan akibat tergesa-gesa untuk mengatasi masalah tersebut dengan menambahkan lebih banyak undang-undang dan peraturan.
Respon terhadap skandal-skandal perusahaan sebenarnya telah didasarkan pada peraturan, di luar dari banyaknya aturan, penggugatan, dan penuntasan yang ada. Pada tahun 2002, Kongres meloloskan Sarbanes-Oxley Act, yakni peraturan perundangan pelaporan dan tata kelola perusahaan berstandar Amerika Serikat. Dikeluarkannya Sarbanes-Oxley Act ini dikarenakan munculnya skandal-skandal besar yang pernah menggemparkan sektor pasar modal Amerika Serikat pada awal tahun 2000-an, seperti skandal Worldcom, Tyco Internasional, dan Enron. Dimana pemanipulasian laporan keuangan terbukti dikerjakan oleh ketiga perusahaan tersebut yang membuat investor publik tersesat. Dengan banyaknya perusahaan dan lembaga lain yang menerapkan peraturan Sarbanes-Oxley Act, konsultasi etika pun meningkat, menjadikan perkembangan peraturan ini bisa dibilang telah disertai dengan fokus yang lebih besar pada etika.Â
Michael menjelaskan bahwa faktor yang menyebabkan penyimpangan etika dalam skandal perusahaan tidak hanya berasal langsung dari aturan, tetapi ada juga faktor lain seperti struktur kompensasi, preokupasi manajemen dengan hasil jangka pendek dibandingkan kebersinambungan jangka panjang, perselisihan antara lini bisnis, ketamakan, dan sebuah perasaan "melampaui hukum".
- Aturan dan Pengambilan Keputusan Etis
Secara umum, ada 4 hal yang terlibat dalam pembuatan dan berperilaku sesuai keputusan etis, yaitu:
1. Mengetahui masalah etis.
2. Membuat keputusan yang etis.
3. Menetapkan untuk mengerjakan sesuatu yang etis.
4. Bertindak secara etis.
Salah satu dari kelebihan aturan ialah mereka menyusutkan hal-hal yang perlu diurus sehingga pengambilan keputusan dapat menjadi efisien karena aturan mendorong kita untuk memikirkan beberapa kemungkinan saja, bukan semuanya. Dinamika yang berbeda pun juga berlaku dengan adanya aturan. Begitu hukum dan peraturan diberlakukan, mereka hampir selalu tetap berlaku meski dapat dimodifikasi pada beberapa titik atau bagian.