Mohon tunggu...
Muthia Aulia
Muthia Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Telkom University

saya memiliki minat dalam pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengupas Makna dan Keindahan di Balik Permainan Tradisional Congklak

14 November 2023   21:23 Diperbarui: 14 November 2023   21:33 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Congklak merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari Indonesia. Papan congklak dilengkapi dengan 14 hingga 16 lubang bulat, di mana dua di antaranya memiliki ukuran lebih besar dari yang lain. Cara memainkannya cukup mudah, yaitu dengan memindahkan biji congklak atau batu kecil secara berurutan dari satu lubang ke lubang lain. Permainan ini biasanya dimainkan oleh dua orang, dan menariknya, congklak tidak hanya populer di kalangan anak perempuan dengan rentang usia 6-12 tahun, tetapi juga dinikmati oleh orang dewasa dan laki-laki sebagai sumber hiburan.

Meskipun congklak memiliki sejarah yang kaya dan pernah menjadi permainan yang cukup populer pada zaman dahulu, namun, disayangkan bahwa minat masyarakat terhadap permainan ini mulai berkurang di zaman sekarang. Bahkan, beberapa masyarakat mungkin belum mengenalinya. Perkembangan teknologi, terutama popularitas gadget, diakui sebagai faktor utama yang menggerus minat terhadap permainan tradisional. Namun demikian, positifnya, ada upaya untuk menjaga keberlanjutan permainan congklak dengan mengadaptasikannya ke dalam media gadget. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk tetap bermain congklak, meskipun dalam bentuk yang lebih modern, sehingga permainan ini tetap relevan dan dapat dinikmati oleh berbagai kalangan. karena hal itu, banyak orang tua yang mulai mengenalkan permainan tradisional kepada anak - anaknya melalui media digital. salah satu permainan tersebut adalah, congklak. Selain anak - anak, seperti yang kita ketahui congklak juga merupakan permainan masa kecil bagi masyarakat indonesia. Sehingga, tidak sedikit orang dewasa sengaja mengunduh permainan ini pada gadget nya untuk sekedar bernostalgia dengan masa kecilnya.

Congklak merupakan mainan tradisional yang berasal dari kebudayaan kuno timur Tengah dan sudah ada sejak tahun 7000 -- 5000 SM. Pada awalnya, permainan ini diperkenalkan oleh para pedagang ke daratan di Afrika lalu permainan ini mulai menyebar ke wilayah Asia. Ketika diperkenalkan di Indonesia, permainan ini umumnya menjadi favorit anak-anak dari kalangan bangsawan yang sering berinteraksi dengan pedagang.

Nama congklak sendiri berasal dari bahasa Melayu, yang berarti "mengambil biji satu per satu." Seiring waktu, permainan ini telah mengalami variasi dan adaptasi sesuai dengan budaya setempat di berbagai daerah di Indonesia.

Congklak memiliki beberapa sebutan yang berbeda di berbagai daerah Indonesia, menunjukkan kekayaan keragaman budaya di negeri ini. Di Lampung, dikenal dengan istilah "dentuman lamban," sedangkan di Sulawesi, disebut "maggaleceng." Di Jawa, permainan ini disebut "dhakon." Namun, di balik perbedaan nama tersebut, konsep dasar permainan tetap sama, mengajarkan nilai-nilai seperti strategi, kejujuran, dan saling berbagi.

Dengan akar sejarahnya yang dalam dan perannya dalam memperkaya kehidupan sosial masyarakat, congklak bukan hanya sebuah permainan, melainkan juga penjaga warisan budaya. Seiring perkembangan zaman, upaya pelestarian permainan tradisional seperti congklak menjadi semakin penting agar generasi mendatang tetap terhubung dengan warisan budaya yang kaya dan berharga.

Terdapat sebuah filosofi sederhana namun kaya makna dalam permainan congklak. Dalam papan yang terdiri dari 7 lubang, masing-masing berisi 7 biji, mencerminkan jumlah hari dalam satu minggu. Setiap individu memiliki jatah waktu yang sama, yakni 7 hari. Ketika biji diambil dari satu lubang, ia mengisi lubang lain, termasuk lubang induknya. Pelajaran yang dapat diambil adalah bahwa setiap tindakan kita hari ini akan mempengaruhi masa depan kita dan juga orang lain. Proses pengambilan biji, yang kemudian diambil lagi, mencerminkan prinsip memberi dan menerima dalam kehidupan. Tidak mungkin terus-menerus mengambil tanpa memberi.

Pentingnya kejujuran tercermin dalam aturan bahwa biji diambil satu per satu untuk mengisi lubang. Hal ini mengajarkan bahwa kita perlu jujur dalam mengisi kehidupan kita, satu langkah demi satu langkah. Meskipun jumlahnya sedikit, namun kejujuran dan kebaikan lebih berarti daripada jumlah yang besar namun tidak jujur. Pengambilan biji satu per satu juga menekankan pentingnya menabung dan memiliki simpanan untuk masa depan, yang tercermin dalam biji yang berada di lubang induk.

Strategi menjadi kunci dalam permainan congklak untuk mencegah biji kita diambil lawan. Dari situ, kita dapat mengambil hikmah bahwa hidup ini memang penuh persaingan, namun bukan berarti kita harus bermusuhan. Kecerdikan dan strategi diperlukan untuk mencapai keberhasilan, seperti dalam permainan ini. Pemenang dalam kehidupan sejati bukanlah hanya yang memiliki jumlah materi terbanyak, melainkan mereka yang memiliki kebaikan yang melimpah. Kesuksesan diukur dari banyaknya amal kebaikan, simpanan kebaikan yang dimiliki, dan kebijaksanaan dalam mengumpulkan rezeki.

Manfaat bermain congklak :

  • Meningkatkan kemampuan berhitung anak

Meningkatkan kemampuan berhitung anak menjadi lebih baik dengan bermain congklak karena permainan ini memerlukan kemampuan berhitung, sehingga dapat diasumsikan bahwa congklak dapat mengasah keterampilan anak dalam mengenal angka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun