Sejatinya manusia merupakan makhluk sosial, makhluk yang membutuhkan orang lain dalam menjalankan kehidupannya di masyarakat. Dengan begitu interaksi sosial tentunya sangat diperlukan oleh manusia dalam menjalankan kehidupan di masyarakat untuk berkomunikasi dengan masyarakat lainnya.
    Seiring berjalannya waktu, zaman semakin berkembang pesat. Teknologi kian waktu semakin canggih. Termasuk teknologi komunikasi di mana saat ini terdapat berbagai macam media yang dapat mempermudah masyarakat dalam berkomunikasi sekalipun dengan jarak yang berjauhan, salah satu alat yang dapat dipergunakan untuk menjangkau komunikasi dengan mudah adalah smartphone. Selain dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang canggih, smartphone juga menyediakan fitur-fitur lainnya, seperti musik, game, video, kamera, dan lainnya.
    Hal tersebut tentunya dapat menarik perhatian masyarakat tak terkecuali anak-anak. Anak-anak biasanya mudah tertarik oleh sesuatu hal yang baru dan tentunya memiliki rasa ingin tahu yang besar dengan begitu, anak-anak akan mencari tahu terkait hal yang ingin mereka ketahui, sehingga kini tak sedikit anak-anak yang lebih terampil dalam menggunakan smartphone dibandingkan orang dewasa.
    Penggunaan smartphone pada anak dapat terjadi juga akibat pola asuh orang tua yang salah. Di mana orangtua menyuguhkan dan memfasilitasi smartphone kepada anak dan lebih parahnya tanpa adanya pengawasan. Biasanya hal tersebut terjadi dengan alasan agar anak-anak mau diam dan tidak mengganggu.
    Pola asuh yang seperti ini tentu salah dan dapat berdampak pada anak, yang menjadi kecanduan dalam menggunakan smartphone. Anak yang telah mengalami kecanduan smartphone akan cenderung menutup diri dan tidak memperdulikan lingkungan sekitar karena beranggapan bahwa kehidupannya hanya ada dalam smartphonenya dan lebih memerhatikan serta mementingkan kehidupannya didunia maya dibandingkan dunia nyatanya.
    Interaksi sosial pada anakpun akan mengalami keterhambatan, karena anak lebih banyak berinteraksi dengan smartphonenya daripada bersosialisasi dengan teman sebayanya. Hal ini juga berdampak pada psikologis anak, salah satunya anak-anak cenderung temperamen/pemarah tidak bisa mengontrol emosinya dengan baik, anak-anak juga sulit untuk bersosialisasi dan pemalu. Bahkan pada anak balita yang terjadi adalah anak rewel bahkan tantrum ketika bertemu orang baru atau di lingkungan ramai. pada anak-anak yang masih balita tak jarang mengalami speech  delay atau keterlambatan bicara.
    Oleh karena itu, sebaiknya orang tua perlu meningkatkan pengawasan dan pembatasan terhadap penggunaan smartphone pada anak ataupun lebih baik untuk tidak memfasilitasi dan membiasakan penggunaan smartphone  pada anak. Orang tua juga disarankan untuk mengajarkan dan melakukan interaksi lebih banyak pada anak, seperti dengan bermain bersama, sekaligus dapat juga sembari memberikan beberapa edukasi yang dapat melatih anak. Sehingga dengan begitu hal tersebut dapat membuat anak menjadi lebih aktif, terbuka, mudah berinterksi dengan lingkungan sekitar. dan juga peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H