Mohon tunggu...
Muthia Amira A
Muthia Amira A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

An ENTJ who like yapping and asking about everything

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Implan Gigi Gagal: Ketika Janji Murah Berujung Derita

9 Januari 2025   16:42 Diperbarui: 9 Januari 2025   16:40 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao


Implan gigi adalah salah satu solusi terbaik untuk menggantikan gigi yang hilang, dengan manfaat yang mencakup fungsi estetika dan pengunyahan yang optimal. Namun, prosedur ini membutuhkan keahlian tinggi dan perencanaan yang matang. Sayangnya, janji layanan dengan harga murah kerap menjadi jebakan bagi pasien yang tidak menyadari risiko yang mengintai. Tanpa kompetensi yang memadai dari praktisi, implan gigi yang seharusnya memberikan solusi justru dapat menjadi sumber masalah serius.  

Salah satu penyebab kegagalan implan adalah pelaksanaan prosedur oleh dokter gigi yang tidak memiliki sertifikasi atau pengalaman yang cukup di bidang implantologi. Prosedur pemasangan implan melibatkan langkah-langkah teknis yang kompleks, termasuk analisis radiografik untuk memahami struktur tulang rahang dan menentukan posisi implan yang tepat. Jika prosedur dilakukan tanpa persiapan yang memadai, risiko komplikasi seperti kerusakan saraf, infeksi, atau implan yang tidak stabil menjadi sangat tinggi.  

Masalah ini sering diperparah oleh godaan harga murah yang ditawarkan oleh beberapa klinik gigi. Pasien cenderung memilih layanan berdasarkan biaya, tanpa mempertimbangkan kualitas dan kredibilitas penyedia layanan. Praktik seperti ini membuka peluang bagi malpraktik, di mana dokter gigi tanpa keahlian khusus mencoba melakukan prosedur berisiko tinggi untuk mendapatkan keuntungan finansial. Akibatnya, pasien harus menanggung kerugian fisik, emosional, dan finansial, termasuk biaya tambahan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi.  

Untuk mencegah risiko semacam ini, penting bagi pasien untuk lebih kritis dalam memilih dokter gigi. Kredibilitas dan kompetensi dokter gigi harus menjadi prioritas utama, bukan hanya biaya. Sertifikasi, pengalaman, dan ulasan dari pasien lain adalah faktor yang perlu dipertimbangkan. Selain itu, organisasi profesi seperti Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) harus memperkuat pengawasan terhadap praktik kedokteran gigi, memastikan bahwa hanya praktisi yang memenuhi standar yang diizinkan melakukan prosedur seperti pemasangan implan.  

Kegagalan implan gigi akibat janji layanan murah adalah pelajaran penting bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih perawatan kesehatan. Layanan yang terlihat ekonomis di awal sering kali menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar di kemudian hari. Keselamatan dan kualitas perawatan harus menjadi prioritas, karena kesehatan mulut adalah investasi jangka panjang yang tidak dapat dikompromikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun