Seringkali suara tangisan bayi dianggap mengganggu ketenangan. Empeng sebagai solusi praktis hadir sebagai penenang bayi dalam sekejap. Namun, sayangnya kehadiran empeng ini tidak sepenuhnya membawa dampak positif. Penggunaan empeng yang tidak tepat dan berkepanjangan justru malah dapat mendatangkan masalah baru yang berdampak pada perkembangan gigi dan rahang anak.
Salah satu dampak yang secara tidak sadar terjadi pada anak adalah maloklusi atau susunan gigi yang tidak rapi. Mungkin jika dilihat secara sekilas maloklusi ini hanya berdampak terhadap estetika gigi. Namun, apabila ditinjau lebih lanjut ternyata maloklusi juga berdampak pada perkembangan rahang dan langit-langit mulut. Seperti dapat mengubah bentuk rahang dan membuat mulut anak tidak berkembang dengan baik akibat adanya tekanan yang terus-menerus dari empeng yang dihisap. Dari bentuk rahang yang tidak normal tersebut, nantinya juga dapat menimbulkan masalah lain, seperti gangguan bicara pada huruf “s”, “t”, dan juga“d”.
Agar masalah-masalah di atas tidak terjadi, orang tua perlu mengkonsultasikannya terlebih dahulu ke dokter gigi. Dengan melakukan konsultasi ke dokter gigi sebelum penggunaan, tentunya penggunaan empeng menjadi lebih aman dan minim resiko karena telah dipertimbangkan dengan baik oleh ahlinya. Selain itu, pemilihan empeng juga harus dipastikan kenyamanannya, kebebasannya dari BPA, dan telah didesain untuk mendukung pertumbuhan gigi bayi. Frekuensi penggunaan empeng juga harus dibatasi agar tidak timbul ketergantungan.
Meskipun penggunaan empeng terlihat instan untuk menenangkan bayi, terdapat konsekuensi lain yang timbul di kemudian hari jika penggunaannya tidak tepat. Orang tua perlu memahami bahwa kesehatan gigi anak perlu dirawat sejak dini, sejak gigi pertamanya tumbuh. Dengan memahami panduan yang tepat dalam menggunakan empeng, kemungkinan buruk yang terjadi dapat dicegah. Oleh karena itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter gigi untuk memastikan gigi anak tetap sehat dan tumbuh dengan optimal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI