Seperti yang kita tau pada saat ini, banyak negara dari berbagai belahan dunia telah mendapat dampak dari penyebaran virus covid-19. Mulai dari Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Inggris, bahkan hingga Indonesia. Hal ini menyebabkan akibat yang cukup serius kepada kita masyarakat dalam menjalankan kehidupan. Virus Covid-19 atau yang biasa disebut virus corona ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus jenis baru yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus ini dapat menginfeksi sistem pernapasan pada manusia dan mengakibatkan flu.
Gejala Covid-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini bersifat ringan dan terjadi secara bertahap. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Menurut WHO, virus ini menyebar orang ke orang melalui percikan air liur dari hidung atau mulut ketika seseorang yang terinfeksi virus ini bersin atau batuk. Tetesan ini kemudian jatuh ke tanah atau benda yang disentuh telah terkontaminasi virus sehingga tangan penyentuhnya tercemar.
Dalam kasusnya, virus ini mulai muncul di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, dan menyebar ke negara lainnya mulai Januari 2020. Lalu, Indonesia mengumumkan adanya kasus covid 19 sejak Maret 2020. Terhitung dari tanggal 2 Mei 2020, dilaporkan bahwa Indonesia telah memiliki kasus positif yang terkonfirmasi sebanyak 10.843 jiwa. Selanjutnya, terdapat 1.665 jiwa yang sembuh dan 831 jiwa yang meninggal. Kasus ini sungguh tidak seimbang dengan kasus positif yang lebih banyak dari pada kasus yang telah meninggal. Hal ini sangat membuat masyarakat panik dan merasa dalam kesulitan, karena terus menerus takut untuk berpergian keluar rumah sembari untuk bekerja atau sekolah.
Selanjutnya, dampak yang ditimbulkan dengan adanya wabah virus covid-19 adalah keseharusan masyarakat untuk senantiasa membatasi diri untuk tidak berkontak langsung dengan orang lain dirumah. Sehingga, pemerintah mengeluarkan perintah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang dianggap mampu menghindari masyarakat dari semakin luasnya penyebaran virus covid-19 serta mengurangi kontak langsung dengan orang lain. Dengan adanya hal itu, banyak dari masyarakat yang terpaksa berhenti dari aktifitas sosialnya. Contohnya, di berbagai kalangan pelajar, yaitu mahasiswa.
Pada hakekatnya, semua orang yang belajar mendapatkan ilmu dari tenaga pengajar secara langsung agar lebih cermat dan memiliki interaksi yang baik. Namun, dalam keadaan yang tidak bisa kita tolerir sekarang dan sangat merugikan masyarakat semua universitas di Indonesia memberlakukan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Hal ini dianggap sangat relevan yang bisa kita lakukan agar lebih mudah dalam memutus rantai penyebaran virus corona. Baik tenaga pengajar maupun pelajar berbondong-bondong mengunduh aplikasi yang diharuskan atau yang mudah digunakan untuk tetap dapat mendapat ilmu dan pengajaran tanpa batasan jarak.
Aplikasi yang rata-rata digunakan adalah Zoom, Classroom, Ruang Guru, bahkan tak jarang beberapa kelas kuliah online yang menggunakan WhatsApp Grup sebagai alternatif yang paling mudah digunakan untuk menjalankan pembelajaran tanpa harus bersusah payah mendalami teknisi dari sebuah aplikasi. Tentunya, untuk aplikasi WhatsApp hampir semua masyarakat Indonesia memiki aplikasi ini. Terlepas dari penggunaan yang mudah, aplikasi ini juga tidak memerlukan kuota yang banyak dalam teknisinya.
Pembelajaran jarak jauh ini merupakan metode yang dianggap paling aman dan efektif karena selain mudah digunakan, sistem ini merupakan metode yang menciptakan interaksi baik antar tenaga pengajar dan pelajar agar terjalin komunikasi yang baik. Kefektifan metode ini tentu membuat pelajar lebih merasa senang karena selain tidak usah takut keluar rumah agar tidak berhadapan dengan virus covid-19, metode ini juga menguntungkan orang tua karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk ongkos anak menuju tempat pembelajarannya. Dengan metode ini, pelajar dituntut memiliki kuota yang mencukupi agar berjalannya proses pembelajaran ini belajar dengan baik tanpa kendala.
Disisi lain, ditemukan bahwa beberapa pelajar memiliki kesulitan dalam metode pembelajaran ini. Alasannya, karena justru metode ini menguras kuota yang lebih banyak. Karena tidak dapat dipungikiri dengan adanya aplikasi Zoom, tenaga pengajar meminta pelajar untuk tetap bertatap muka walaupun berada dalam jarak yang memisahkan. Tentunya, dalam menggunakan video jarak jauh diperlukan kuota yang tidak sedikit dalam memadai lancarnya teknisi. Dalam hal ini, pelajar merasa dirugikan karena pada awal masuk semester pelajar telah membayar uang semesteran. Sedangkan, saat ini pelajar terpaksa "dirumahkan".
Dengan adanya kendala ini, banyak universitas yang mendengar keluh kesah dari pelajar. Akhirnya, pihak universitas memberikan subsidi kuota dengan bekerja sama dengan beberapa operator jaringan seluler guna memudahkan para pelajar menjalani aktivitasnya dirumah. Pelajar mendapatkan timbal balik yang menguntungkan dengan diberikannya subsidi kuota ini. Tak tanggung-tanggung, pelajar mengaku mendapatkan kuota sebanyak 30GB dengan isi kuota umum. Itu artinya, pelajar tidak perlu khawatir dalam menjalankan pembelajaran dengan metode jarak jauh ini.
Meskipun begitu, pelajar mengakui lebih cenderung mendapatkan banyak dampak negatif dari wabah virus covid-19 ini. Pasalnya, metode ini juga dianggap tidak menyenangkan serta membosankan karena kami sebagai masyarakat tidak bisa bertemu secara langsung dan beranggapan metode ini cenderung sulit dilakukan karena tidak semua pelajar dapat dengan mudah memahami materi yang dipaparkan oleh tenaga pengajar. Metode ini dianggap tidak menarik dan membosankan karena saat tenaga pengajar memberikan materi, lalu diberikan tugas, selanjutnya akan diberi waktu pengumpulan tugas yang singkat. Memang, tidak semua pelajar dapat dengan mudah menangkap materi yang diberikan saat pembelajaran berlangsung, disamping dengan keterbatasan kontak langsung, pelajar juga mengakatan jenuh sehingga bisa menyebabkan stress lalu membuat pelajar tidak fokus dalam belajar.
Ada beberapa tenaga pengajar yang memberikan tugas dengan banyak dengan batas pengumpulan dengan waktu yang cukup singkat. Hal ini menambah beban pelajar untuk tetap fokus dan bertanggung jawab dengan tugasnya walaupun dicampurk dengan rasa jenuh. Mau bagaimanapun tugas tetaplah tugas dan tetap harus dikerjakan sesuai aturan yang telah diberlakukan oleh tenaga pengajar.