Masih ingat didalam bayanganku, hari itu di bulan April 2009 merupakan hari terakhirku di asrama. Dari ujung gerbang asrama, aku melihat mobil pickup perlahan memasuki lapangan dan menuju asramaku. Yap, papa menyewa pickup dan siap menjemputku untuk keluar dari asrama. Berlinang air mata sepanjang jalan, rasanya cukup sedih karena tidak melanjutkan pendidikan diasrama. Tapi tidak mengapa, hidup terus berlanjut dan aku siap menyambut dan aku siap melanjutkan kehidupan selanjutnya sebagai siswa SMA biasa.
Sesampainya di rumah, aku menurunkan semua bawaan dari asrama dan memasukkan perlahan ke dalam rumah. Tapi aku baru sadar, terlihat perubahan cukup besar pada rumahku. Ternyata omongan papa mengenai menutup warung sembako adalah hal cukup serius. Setelah menguras habis isi warung sembako itu dengan diskon besar-besaran, warungnya tutup sementara.  Setelah itu ternyata dirombak menjadi toko alat tulis, fotocopy  dan warnet.Â
Malam itu aku menatap keseluruhan isi warnet. Membuka-buka etalase, melihat produk apa saja yang akan dijual. Ternyata ada alat tulis serta beberapa perlengkapan sekolah seperti dasi, topi, kaos kaki dan peralatan pramuka. Kemudian melihat beberapa PC (Personal Computer) yang baru saja selesai di install oleh abang sepupuku.Â
Berhubung masih liburan semester genap dan aku masih menunggu pendaftaran SMA, aku mengisi waktu liburku dengan mempelajari PC operator warnet serta mesin fotocopy. Nah, sambil mempelajari PC itu aku mulai membuat akun email, blog, sosial media. Ternyata menyenangkan juga dunia baru di internet ini, aku mulai kesenangan mengeksplore internet, membaca dan menulis.
Sebulan kemudian, akupun sudah mulai bersekolah baru disebuah SMA Negeri. Hari-hari di SMA dijalani dengan cukup baik.
Nah, bagaimana kelanjutan warnet yang sudah mulai berjalan tersebut? Jadi aku kebagian menjaga warnet sepulang sekolah hingga sore hari (karena malam aku lanjut mengikuti bimbel) serta pada weekend. Sedangkan abangku menjaga warnet dari sore hingga malam hari. Memanfaatkan situasi dan kondisi tersebut, aku mulai membuka peluang membuka jasa pengetikan tugas serta ngeprint dan fotocopy makalah dan modul belajar. Jadi aja sepulang sekolah, sembari menjaga warnet, aku mengerjakan kerjaan yang dibawa dari sekolah. Apalagi saat itu warnet dipasang jaringan IndiHome dari Telkom indonesia yang merupakan Internetnya Indonesia. Sehingga membuat warnet kami menjadi salah satu warnet yang cukup rame dikunjungi.
Lumayanlah, sekali fotocopy modul aku bisa mengantongi keuntungan 5 hingga 15 ribu. Ketika tidak ada kerjaan dari sekolah, aku mengisi hari jaga warnet dengan browsing dan ngeblog. Sosial media juga setiap hari kuupdate. Tiap hari online, online, onlineee~. Seiring berjalannya waktu, 3 tahun menjaga warnet, aku mulai memahami kinerja sosial media. Bahkan ternyata sosial media tersebut dapat digunakan untuk mencari uang jajan tambahan hingga hari ini.Â
Tidak terasa, sudah 12 tahun aku menjadi pegiat sosial media dan merasakan manfaat internet. Kalau bukan berawal dari menjadi operator warnet, mungkin kegiatan berinternetku tidak akan seintens ini. Bahkan, internet membawaku menjadi pegiat sosial media yang bisa menghadiri event-event diluar kota bahkan di luar negeri. Aku sama sekali tidak menyesal dan kecewa ketika masa remajaku mesti diisi dengan bekerja sampingan sebagai operator warnet. Namun sayang sekali, dokumentasiku selama jaga warnet musnah karena semuanya di pc yang sudah rusak hahahaaaa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H