Mohon tunggu...
Ali Mutasowifin
Ali Mutasowifin Mohon Tunggu... pegawai negeri -

just an ordinary teacher

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kiprah (Mantan) Artis di DPR

2 Februari 2011   23:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:57 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_88725" align="alignnone" width="512" caption="Eko Patrio di acara The Promotor (seripairmas.com)"][/caption] Apabila disebut nama Gitalis Dwinatarina, barangkali tak banyak orang yang mengenalnya. Akan tetapi, bila dipanggilkan nama panggungnya, Gita KDI, rasanya akan banyak di antara kita yang segera mengaku mengenalnya. Mantan jawara sebuah ajang pencarian bakat menyanyi dangdut di salah sebuah stasiun televisi swasta ini kemarin (2/2/2011) resmi dilantik menjadi anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB), menggantikan Cecep Syafrudin yang meninggal dunia. Masuknya Gita KDI ke Senayan menambah panjang daftar para pesohor yang berhasil menjadi anggota DPR. Sebelumnya, sebagai hasil Pemilihan Umum 2009, tercatat setidaknya 16 artis yang terdiri atas penyanyi, pemain film, pemain sinetron, model, maupun pelawak, yang berhasil melenggang menyandang gelar wakil rakyat. Sayangnya, setelah lebih dari setahun berlalu, skeptisisme masyarakat terhadap kemampuan para pesohor tersebut dalam mengemban tugas sebagai anggota lembaga legislatif seolah mendapatkan bukti. Sikap skeptis tersebut muncul karena profesi yang mereka lakoni sebagai artis dianggap tidak pernah menuntut eksplorasi intelektualitas, hal yang justru merupakan prasyarat penting bagi seorang legislator. Dan memang, selama lebih dari setahun ini hampir tidak pernah terdengar suara atau pendapat bernas yang muncul dari para pesohor tersebut. Celakanya, entah karena merasa sadar diri tak mampu berperan dengan baik di gedung DPR atau karena mereka memang tak pernah hirau dengan tugasnya sebagai legislator, banyak di antara para pesohor tersebut yang justru masih atau bahkan lebih aktif menjalankan perannya sebagai artis. Gita KDI, misalnya, bertekad untuk tetap menjalankan profesinya sebagai penyanyi. [caption id="attachment_88726" align="alignnone" width="544" caption="Tantowi Yahya di acara Indonesia Mencari Bakat (kapanlagi.com)"]

12966893861260315405
12966893861260315405
[/caption] Selain Gita KDI, kita juga akrab dengan beberapa wajah pesohor lainnya di layar kaca. Salah satunya adalah Eko Patrio, anggota FPAN, yang tetap aktif menggawangi beberapa acara televisi seperti The Promotor dan Eee Ada Eko. Sementara, Tantowi Yahya, anggota FPG, juga rajin tampil menjadi juri di acara Indonesia Mencari Bakat di stasiun televisi yang lain. Para (mantan) artis lainnya pun setali tiga uang. Pun andai mereka tak lagi menjalankan aktifitas keartisan, biasanya kiprahnya sebagai legislator "nyaris tak terdengar". Memang masih perlu penelaahan lebih lanjut untuk mengetahui apakah panjangnya daftar para pesohor di Gedung DPR berkorelasi dengan kegagalan DPR mencapai target legislasinya. Tahun lampau DPR hanya mampu menuntaskan 16 RUU dari target prioritas Program Legislasi Nasional tahun 2010 yang berjumlah 70 RUU. Namun, tidak dapat disalahkan jika masyarakat menjadi geram, kesal, dan kecewa saat lebih sering menyaksikan para (mantan) artis anggota DPR nampang di layar kaca saat mereka bekerja sebagai artis daripada saat sedang memperjuangkan nasib rakyat yang (konon) diwakilinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun