Mohon tunggu...
M SulthanMutashim
M SulthanMutashim Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA

Tetap santai. Tetap semangat

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Memulai dengan yang Dasar "Membaca"

6 September 2019   00:30 Diperbarui: 6 September 2019   13:23 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menulis merupakan faktor mendasar dalam suatu pembelajaran. Tidak ada akademisi yang tidak pernah menulis suatu karya tulis. Oleh karena itu, menulis adalah sangat mutlak dalam menuntut ilmu.

Kebanyakan dari kita mungkin  akan mengeluh jika ada tugas "Bacalah buku ini, halaman ini sampai ini". "Rangkumlah bab ini sampai ini" Keadaan seperti itu adalah hal yang wajar terjadi. Lalu bagaimana cara kita mengatasi masalah malas menulis?, padahal kita adalah mahasiswa yang di tuntut untuk menulis apapun untuk mempublikasikan hasil pemikiran kita dengan menulis.

Menurut artikel yang saya baca, untuk memahami mengapa seseorang menulis, dimulai dengan hal yang sederhana yaitu keinginan atau dorongan dari dalam diri, mungkin kita hanya menulis disebabkan paksaan tugas, mungkin dari paksaan tugas tersebut kita dapat menghilangkan penyakit malas menulis tersebut. Kemudian setelah motivasi dari dalam diri tersebut sudah kita bentuk, kita membutuhkan sebuah keterampilan,  hal  yang perlu pembiasaan yang terus menerus.

Tidak cukup hanya dengan keinginan dalam diri dan keterampilan tetapi kita juga membutuhkan partner menulis untuk menciptakan sebuah karya, jika seandaniya kita tidak memiliki seorang partner menulis, karya kita tidak akan berkembang, selain itu kita juga perlu memperhatikan waktu penulisan karena dengan disiplin waktu kita bisa memperbanyak karya kita.

Salah satu karya yang bisa kita hasilkan ialah karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah dapat di bagi menjadi 3 kelompok. Yaitu :

  • Fiksi, biasanya fiksi berisi imajinasi juga tak menutup kemungkinan berdasarkan fakta, fiksi juga banyak menggunakan bahasa kreatif. Contoh : Novel dan Puisi.
  • Non Fiksi, berbeda dengan Fiksi, non fiksi berdasarkan dan data, serta tidak bisa mengadandalkan Fiksi belaka, biasanya berbentuk artikel,kolom, dan tajuk rencana, khusus berita biasanya di tulis oleh wartawan, sedangkan yang lain bisa di kerjakan oleh siapa saja, dan masing-masing memiliki ciri khas dalam bentuk penyusunannya,konsumsi, serta penggunaannya
  • Faksi, kemasan fakta dan imajinasi ini biasanya berdasarkan fakta dan dikemas dengan Fiksi dan tidak membosankan, Faksi biasanya menggunakan bahasa populer dan isinya mengalir. Contoh : Biografi, Autobiografi, dan diari.

Dalam proses pembuatan suatu karya tulisan pasti kita akan menemukan suatu kendala, kendala-kendala tersebut terbagi menjadi  4 : Psikologis, Kompetensi, Teknis, Ekonomi. 

Dari segi psikologi biasanya seorang penulis mempunyai kendala dalam hal motivasi, kepercayaan diri, dan malas. Sedangkan dari segi kompetensi, penulis sering kehabisan ide untuk membuat suatu karya selanjutnya.

Dari segi teknis, penulis kurang dalam hal membaca dan lingkungan yang tidak mendukung ternyata dapat menjadi suatu kendala. Yang terakhir kendala Ekonomi, biasanya seseorang berpikir "gak nulis, gak masalah". 

Sebaiknya kita menghilangkan pemikiran tersebut, karena jika kita menerapkan kata-kata tersebut, kita akan menjadi orang yang terbelakang.

ARTIKEL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun