Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kuldesak

26 November 2021   15:53 Diperbarui: 26 November 2021   16:05 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cocoparisienne/pixabay.com

Kuldesak

Dua puluh enam
Angan-inginmu padam
Temanmu cuma telepon genggam
Peluhmu pasang genangan
Keluhmu ricik receh hujan
Kau rindu ketika delapan
Kini kau mulai mempertanyakan
keberadaan Tuhan

***

Bermain Layangan

Langit oren awan kapuk
Layanganku bermuluk-muluk
Kutarik kuulur meliuk-liuk
Ke kanan ke kiri naik menukik
Bersama teman betapa asyik
Tak ada hentinya bercekikik
Hingga datang emak yang berisik

***

Aku Benci Pak Guru

Aku ini baru kelas dua
Belum tahu lah tentang apa-apa
Wajar kalau aku belum lancar baca
Wajar kalau aku belum lancar bertatakrama
Kenapa pak guru selalu marah-marah saja
Kenapa pak guru selalu mau memukuliku
Kenapa pak guru selalu membodohiku
Kenapa pak guru tega memisahkanku
dengan teman-teman sebangku?
Apa susahnya naikkan aku ke kelas tiga?
Pak guru senang sekali ya anak kecil sepertiku dibully melulu?
Pak guru senang sekali ya anak kecil seperti aku merasa malu melulu?
Pak guru senang sekali ya anak sekecil aku punya hati yang dipenuhi benci?

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun