Rentetan kasus kekerasan seksual terhadap anak itu menunjukan bahwa sistem pendidikan pesantren di Indonesia masih lemah dalam menerapkan perlindungan anak.
Apabila persoalan perlindungan anak di lingkungan pesantren masih terus demikian lemah, dikhawatirkan nantinya makin banyak santri yang menjadi korban kekerasan seksual (dan kekerasan lainnya) akibat ulah oknum kiai cabul atau pesantren abal-abal.
Maka untuk mengantisipasi terulangnya kasus-kasus serupa, sudah sepatutnya kementerian agama dan pihak terkait lainnya berpikir dan segera mengambil langkah meningkatkan serta memperkuat sistem perlindungan anak di lingkungan pesantren.Â
Bentuk langkahnya bisa entah dengan melakukan sertifikasi layak jadi kiai, menggencarkan sosialisasi Pesantren ramah anak, pengetatan izin mendirikan pondok baru, pengawasan menyeluruh, atau yang lainnya, anda lebih tahu.
Dan berkaca pada maraknya kasus kiai cabul itu, sudah sepatutnya pula bagi orang tua agar lebih berhati-hati dalam memilih pondok pesantren  yang tepat untuk anak. Jangan asal mondokin.
Pastikan kiai (pengasuh pondok, tokoh utama pondok) memiliki nasab keilmuan yang jelas dan kealiman yang sudah teruji. Dan pastikan pondok pesantren yang  akan dipilih adalah yang sudah memiliki reputasi bagus.
Disarankan bagi orang tua untuk memilih pondok yang berada tidak terlalu jauh dari rumah. Hal ini dimaksudkan agar orang tua dapat dengan mudah melakukan pengawasan untuk memastikan anak dalam kondisi yang baik.
Tak kalah penting, pastikan anak yang hendak masuk pondok sudah dibekali dengan pendidikan tentang perlindungan diri dari segala ancaman kekerasan seksual. Sehingga ketika hal yang tidak diinginkan itu akan terjadi anak tahu langkah apa yang harus ia lakukan.
Demikian. Harap untuk dijadikan perhatian.
Berita terkait: detik, suarajombang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI