Puisi Cepat Saji
Trotoar pinggir sungai
Got pekat bau bangkai
Di sana berserak kedai-kedai
Penyair muda menjajakan kata
olahan: Cinta, rindu....
"Duka juga ada, tuan"
Cepat masak, siap saji
bagi siapa rela
lucuti gengsi
Meski dibilang,
Rasa tak sedap
Gizi tak mantap
Diksi tak meresap
Penyair muda berhati bara
"Tapi bayar seporsi dapat empat,
cukup bikin kenyang, bukan?"
(4/2/2021)
Dapur Penyair Setengah Hati
Tak lebih dari lima inchi
Tak perlu wajan
Tak payah panci
Hanya api, bakar iri
Sepiring puisi tersaji
(6/2/2021)
Sarapan
Pagi begini ia sudah mandi
Ke dapur nyalakan api
Menanak nasi
Memasak telur mata hari
Sarapan buat anak suami
Biar kuat menggapai mimpi
Lalu ia berkeliling rapi-rapi
Sambil bernyanyi nana nini
Merdu sekali
(7/2/2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H