Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Cepat Saji

7 Februari 2021   10:21 Diperbarui: 7 Februari 2021   10:47 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gudangkartun.blogspot.com

Puisi Cepat Saji

Trotoar pinggir sungai
Got pekat bau bangkai
Di sana berserak kedai-kedai

Penyair muda menjajakan kata
olahan: Cinta, rindu....
"Duka juga ada, tuan"
Cepat masak, siap saji
bagi siapa rela
lucuti gengsi

Meski dibilang,
Rasa tak sedap
Gizi tak mantap
Diksi tak meresap
Penyair muda berhati bara
"Tapi bayar seporsi dapat empat,
cukup bikin kenyang, bukan?"

(4/2/2021)

Dapur Penyair Setengah Hati

Tak lebih dari lima inchi
Tak perlu wajan
Tak payah panci
Hanya api, bakar iri
Sepiring puisi tersaji

(6/2/2021)

Sarapan

Pagi begini ia sudah mandi
Ke dapur nyalakan api
Menanak nasi
Memasak telur mata hari
Sarapan buat anak suami
Biar kuat menggapai mimpi

Lalu ia berkeliling rapi-rapi
Sambil bernyanyi nana nini
Merdu sekali

(7/2/2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun