Sudah kukatakan, aku bukan pujangga
Ah, kau tak percaya.Â
Intro dulu
Edisi tiga. Setelah kita sudah berhasil menelanjangi Syahrul Chelsky dan LFA, mari kita beralih membahas karya dari Fatmi Sunarya.
Siapa Fatmi Sunarya? Entah. Saya pun tidak mengenalinya. Tetapi berdasarkan investigasi, diketahui Fatmi Sunarya (FS) merupakan manusia berbentuk Emak-emak yang sering nongkrong di situs Kompasiana.
Fatmi Sunarya seorang yang aktif menulis puisi. Sudah ratusan judul puisi ia tulis. Bahkan puisi-puisi miliknya hampir tiap hari nangkring di halaman nilai tertinggi situs ini. Hm.. pasti beliau tokoh yang populer, penggemarnya banyak.
Oleh sebab itu kita musti berhati-hati dalam membahas beliau. Selain karena beliau emak-emak (dimana sifat emak-emak biasanya oversensitif), kita perlu berhati-hati sebab jika salah, bisa-bisa kita bakal kena keroyok penggemarnya yang banyak itu.
Namun seperti dalam dua pembahasan sebelumnya, kita harus tetap objektif dalam menilai suatu puisi dan penulisnya. Manis atau pahit hasilnya harus kita terima. Baiklah, mari kita mulai.
Fatmi Sunarya dan Prinsip Seorang Penulis
Kata-kata yang Ingin Aku Katakan
Usah peduli berserak aksara
Semua bukan tentangmu, tentangnya atau tentang mereka
Hanya permainan kata
Yang ditulis seorang bukan pujangga
Tak ada kata indah yang berkelindan
Yang ada hanya aksara sederhana tercurahkan
Sudah kukatakan, aku bukan pujangga
Ah, kau tak percaya
Menyemai segala rasa
Berharap tumbuh benih makna
Walau tak ada artinya
Dia tumbuh tegak di jiwa
Biarkan kata-kata mengembara
Di jalan yang merdeka
Tentang misteri kehidupan
Hanya dengan Tuhan tak kusembunyikan
Tarantam, tarantam , senandung kesunyian
Kata-kata mulai berkeliaran