Tuhan yang hangat
Jalan hamba sungguh berat
Kau jijikkan hamba sebagai ulat
Kau ikat hamba dalam kepompong ketat
Kini kau ubah hamba jadi seekor ngengat
yang jele', buluk, buruk, dan coklat
Tapi, karena hamba bukan keparat
Hamba rela melalui itu dengan nikmat.
Hamba yakin kau tetap Tuhan yang hangat
Tuhan yang hangat
Kali ini saja hamba meminta
berilah hamba malam yang berkat
malam dengan bulan yang mengkilat
malam dengan gemintang yang padat
dan malam dengan angin beraroma lezat
Biar hamba dan kaum ngengat ngengat
bisa merayakan pesta kawin yang hikmat
biar hamba dan kaum ngengat ngengat
bisa tenang berpacaran saling pikat memikat
Tetapi kalau malam nanti
Kau turunkan hujan deras lagi
Hujan yang sangatsangat dingin sekali
Hujan yang bikin rusuh pesta kawin kami
Jangan salahkan hamba
dan juga kaum ngengat ngengat
Jika kemudian anak-anak kami lahir
dalam keadaan yang sesat
yang tak mengenal kau,
sebagai Tuhan yang hangat.
(2020)
Baca juga:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H