Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kakek Sudah Bau Sampah

3 November 2020   00:31 Diperbarui: 3 November 2020   00:34 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HANYA ILUSTRASI - dokumentasi pribadi

Ujian Menjadi Malaikat

Ujian menjadi malaikat itu berat:

Diasingkan di negeri pinggiran
Disampahkan bersama sampah
Dibusukkan dalam kotoran
Tenggelam di kolam ludah

Dalam panas menyayat kulit dan busuk
menyengat lubang hidung
Punggung harus kuat mengusung
ampas aparat dan tangis masyarakat
menukarnya dengan selembar berkat

Ketika mampu melalui ujian berat:

Resmi jadi Malaikat
Pangkat taat diberikan
Diangkat ke langit nan
bersih berkilap
berbau sedap

Begitulah ujian menjadi malaikat

***

Penemuan Kakek

Ketika ketiak Kakek mulai basah
Kakek menemukan sepuntung kretek di gundukan kantong kresek
Sepuntung kretek itu agak basah
Kakek habiskan lima pentol korek menyalakan sepuntung kretek
Sepuntung kretek dihisap setengah
Mata Kakek merem melek sejenak melupakan anaknya yang berengsek

Ketika ketiak Kakek sangat basah
Kakek menemukan botol ciu di tumpukan kardus
Botol ciu itu tinggal setengah
Kakek cium botol ciu, hampir muntah karena bau kakus
Sebotol ciu Kakek bawa ke rumah
Otak Kakek jenius akan gunakan botol ciu jadi racun tikus

***

Kakek Sudah Bau Sampah

Seorang Kakek sudah bau sampah
Mengorek plastik menumpuk
Menggerek sayur buah busuk

Kakek cari apa di situ?
Aku sedang cari cucu
Kok Kakek cari cucu di situ?
Di sini anak aku buang cucu
Kok anak buang cucu di situ?
Gara-gara anak mabuk ciu

Cucu Kakek sudah Ketemu?
Ini sudah ketemu cucu
Ih, cucu Kakek lucu begitu
Lucu dengkulmu!

Mau Kakek apakan mayat cucu?
Mau aku bikin abu
Oh, Baiklah kalau begitu
Iya, Sana pergi kamu!

Seorang Kakek sudah bau sampah
Mengorek kayu menjadi api
Merengek. keriput pipi menjadi kali

***

Baca juga : Negeri di Kaki Merbabu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun