Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pantun Monyet

24 Oktober 2020   20:55 Diperbarui: 13 November 2020   14:10 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi surat cinta 90an via facebook.com/acehcrazy

Kertas binder warna ungu
Gambar monyet tertawa riang
Jika Surat itu sampai kepadamu
Cepat-cepat kau balas ya, sayang

***

Topeng monyet makan keripik
Keripiknya dirampas Beruk
Duhai engkau wanita cantik
Ikut aku bermalam minggu yuk!

***

Pergi ke pasar membeli pisang
Satu sisir cuma seribu
sungguh kaulah yang aku sayang
Cinta tulusku hanya untukmu

***

Jalan-jalan ke kalimantan
Orangutan memburu kutu
Jangan lagi kau pikirkan mantan
Sudah saatnya kau dan aku menyatu

***

Ekor monyet melilit pohon
Banyak Gorila menggendong bocah
Duhai sayang aku memohon
Jagalah cintaku sampai menikah

***

Di Kalimantan ada bekantan
Beruk-beruk berteriak lantang
Kau buang cinta tuk balik ke mantan
Sungguh tega nian engkau sayang

***

Monyet mati ditembak pemburu
Pemburu mati ditembak pak Duloh
Sungguh hatiku mengharu biru
Cinta lama ternyata tak berjodoh

***

Rimba Pantura, 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun